MATA KULIAH : PMM- B
DOSEN : ZAENAB SKM., M.Kes
LAPORAN
KASUS KLB
KERACUNAN MAKANAN PT
DONG YOUNG TRESS YANG BERADA DI DUSUN NGANYANG, DESA SITIMULYO, KECAMATAN
PIYUNGAN BANTUL
Disusun Oleh :
SUKMAWATI
PO 71.3.221.14.1.041
TINGKAT : IIA
KEMENTRIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI
DIII
2016-2017
KATA
PENGANTAR
Segala
puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT karena berkat limpahan taufiq
serta hidayahnya saya dapat membuat makalah ini. Sholawat serta salam tetap
tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafaatnya.
Kami
membuat laporan ini untuk memenuhi salah
satu tugas Mata Kuliah Penyehatan Makanan dan Minuman. Dalam pembuatan laporan
ini tentu saja masih banyak kekurangan, baik isi maupun cara pengungkapannya.
Hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penyusun, untuk itu saya
sangat menantikan saran-saran dari para pembaca.
Besar harapan kami, laporan ini bisa
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.
Makassar, Juni
2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.........................................................................................
i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang......................................................................................... 1
B.
Rumusan
Maslah....................................................................................... 2
C.
Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II DASAR
TEORI
A.
Penertian KLB........................................................................................ 3
B.
Pengertian Keracunan Makanan.............................................................. 3
C.
Penyebab Keracunan Makanan .............................................................. 4
D.
Tanda – Tanda Keracunan Makanan ................................................... 11
E.
Penanganan Keracunan Makanan ........................................................ 11
F.
Pencegahan Keracunan Makanan......................................................... 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Lokasi .................................................................................................. 14
B.
Waktu................................................................................................... 14
C.
Metode Pengamatan............................................................................. 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil...................................................................................................... 15
B.
Pembahasan ......................................................................................... 22
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 26
B. Saran..................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Makanan merupakan sumber energi satu-satunya bagi manusia. Karena
jumlah penduduk yang terus berkembang, maka jumlah produksi makananpun harus
terus bertambah melebihi jumlah penduduk ini, apabila kecukupan pangan harus
tercapai. Permasalahan yang dapat timbul sebagai akibat dari produksi makanan
adalah kuailtas dan kuantitas bahan pangan. Hal ini tidak boleh terjadi atau
tidak dikehendaki karena orang makan itu sebetulnya bermaksud mendapatkan
energi agar tetap bertahan hidup, dan tidak untuk menjadi sakit karenanya.
Dengan demikian sanitasi makanan menjadi sangat penting adanya.
Indonesia merupakan negara yang masih memiliki angka kejadian luar
biasa (KLB) penyakit menular dan keracunan yang cukup tinggi. Kondisi ini
menyebabkan perlunya peningkatan sistem kewaspadaan dini dan respon terhadap
KLB tersebut dengan langkah-langkah yang terprogram dan akurat, sehingga proses
penanggulangannya menjadi lebih cepat dan akurat pula.
Untuk dapat mewujudkan respon KLB yang cepat, diperlukan bekal
pengetahuan dan keterampilan yang cukup dari para petugas yang diterjunkan ke
lapangan. Kenyataan tersebut mendorong kebutuhan para petugas di lapangan untuk
memiliki pedoman penyelidikan dan penanggulangan KLB yang terstruktur, sehingga
memudahkan kinerja para petugas mengambil langkah-langkah dalam rangka
melakukan respon KLB.
|
Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia mempunyai makna sosial dan
politik tersendiri karena peristiwanya sering sangat mendadak, mengena
banyak orang dan dapat menimbulkan kematian.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar
belakang yang di bahas diatas dapat di
rumuskan suatu masalah yaitu “Apa yang menyebabkan
terjadinya keracunan makanan pada para pegawai di PT Dong Young Tress Dusun
Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan sehingga dijadikan sebagai kasus
KLB ?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini
adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui gejala
yang ditimbulkan akibat keracunan makanan
2.
Untuk mengetahui masa inkubasi keracunan makanan
3.
Untuk dapat menentukan Attack Rate
( AR ) dan CFR dari suatu kasus KLB
akibat keracunan makanan
|
BAB II
DASAR TEORI
A.
Pengertian Kejadian Luar Biasa (KLB)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1501/MENKES/PER/X/2010, Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara
epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan
yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Selain itu, Mentri Kesehatan RI (2010)
membatasi pengertian wabah sebagai berikut: “Kejadian berjangkitnya suatu
penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara
nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka”.Istilah wabah dan KLB memiliki persamaan, yaitu
peningkatan kasus yang melebihi situasi yang lazim atau normal, namun wabah
memiliki konotasi keadaan yang sudah kritis, gawat atau berbahaya, melibatkan
populasi yang banyak pada wilayah yang lebih luas
B.
Pengertian
Keracunan Makanan
Keracunan
makanan adalah gastroenteritis akut yang disebabkan oleh konsumsi dari bahan
makanan atau minuman yang mengandung mikroorganisme patogen atau racun mereka
atau jenis zat kimia beracun. Insiden keracunan makanan adalah umum di antara
hostel, hotel, menyusui komunal, dan selama musim festival. Kisah biasa adalah,
tiba-tiba mengalami gejala serupa dalam kelompok orang dengan riwayat asupan
terakhir dari makanan dari sumber yang sama.
|
C.
Penyebab
Keracunan Makanan
Ditinjau dari penyebabnya, keracunan
makanan disebabkan oleh tiga hal yaitu :
a.
Keracunan
Makanan Secara Kimiawi
Keracunan
makanan secara kimiawi disebabkan terdapatnya bahan kimia beracun dalam
makanan. Keracunan tersebut dapat berasal dari bahan kimia pertanian, yang
sengaja dipergunakan untuk kegiatan produksi. Penggunaan pembasmi rumput dan
insektisida sangat penting untuk memperoleh hasil yang baik, tetapi beberapa
dari senyawa ini dapat membahayakan jika digunakan tidak sesuai dengan aturan
karena dapat bersifat toksis jika dikonsumsi dalam dosis yang tinggi.
Sedangkan pada jumlah yang kecil biasanya
tidak menimbulkan pengaruh bahaya di dalam tubuh. Bahan kimia pembasmi rumput
dan insektisida harus diuji terlebih dahulu sebelum dipasarkan dan petani harus
diberi instruksi yang rinci tentang cara-cara penggunaannya yang baik.
Keracunan juga dapat disebabkan oleh bahan-bahan yang berasal dari logam
tertentu (misalnya timah, merkuri, dan kadmium) di dalam tubuh. Kadar kadmium
dan merkuri yang tinggi telah ditemukan pada ikan yang ditangkap dari perairan
yang mengalami cemaran bahan buangan industri. Keracunan timah dapat timbul
oleh air minum yang melewati pipa yang terbuat dari timah hitam.
b.
Keracunan
Makanan Secara Biologis.
Keracunan
makanan secara biologik karena memakan tumbuhan yang mengandung substansi yang
terdapat secara alami dan bersifat membahayakan. Biasanya jarang menjadi
penyebab keracunan makanan. Gangguan kesehatan yang dialami dapat terjadi
karena penyiapan makanan yang kurang baik ataupun pemilihan makanan yang tidak
tepat.
|
c.
Keracunan
Makanan Karena Mikroorganisme
Pada
dasarnya mikroorganisme dapat membantu kehidupan makhluk hidup yang lain,
tetapi mikroorganisme juga dapat membahayakan karena beberapa dari jenis
mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan sakit yang cukup serius pada makhluk
hidup yang lain ( Gaman dan Sherrington, 2000 : 255 ).Berikut adalah beberapa
penyebab terjadinya keracunan makanan :
1.
Virus
a)
Norovirus
Adalah
kelompok virus yang menyebabkan penyakit yang tidak terlalu berat (sering
disebut dengan flu perut/flu usus). Gejala yang timbul adalah mual, muntah,
diare, nyeri perut, sakit kepala & demam. Gejala-gejala tersebut biasanya
akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 2-3 hari. Virus ini menjadi penyebab
paling umum dalam kasus keracunan makanan pada orang dewasa & biasanya
masuk kedalam tubuh melalui air, sayuran & kerang yang terkontaminasi oleh
feses, dapat juga dari orang ke orang.
b)
Rotavirus
Dapat menyebabkan
terjadinya keracunan makanan yang sedang hingga berat, biasanya ditandai dengan
diare cair & demam. Merupakan penyebab umum keracunan makanan pada bayi
& anak-anak, dan biasanya masuk kedalam tubuh dari orang ke orang melalui
kontaminasi feses pada makanan ataupun saat berbagi tempat bermain.
c)
Hepatitis A
|
2.
Bakteri
Bakteri
dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan melalui 2 cara. Beberapa bakteri
dapat menginfeksi usus, yang menyebabkan terjadinya peradangan & kesulitan
untuk menyerap nutrisi & air, sehingga timbul diare.
Bakteri
jenis lain dapat menghasilkan senyawa kimia dalam makanan (sering disebut
dengan toksin) yang berbahaya bagi sistem pencernaan manusia. Saat termakan,
senyawa kimia tersebut dapat menimbulkan mual, muntah, kegagalan ginjal bahkan
kematian.
a)
Salmonella
Salmonella
adalah bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan dengan
gejala mual, muntah, diare berat & sakit kepala serta nyeri persendian
(beberapa minggu kemudian). Pada orang dengan kekebalan tubuh yang bermasalah
(seperti pada penderita gagal ginjal, penderita HIV/AIDS atau mereka yang
menjalani kemoterapi), salmonella dapat menyebabkan penyakit yang membahayakan
jiwa. Bakteri tersebut biasanya masuk kedalam tubuh melalui makanan yang tidak
dimasak hingga matang (seperti pada telur, unggas, makanan laut ataupun produk
susu).
|
Perawatan
infeksi yang disebabkan oleh salmonella melibatkan banyak minum untuk
mengganti cairan yang hilang karena diare. Jika korban kehilangan terlalu
banyak cairan, dia harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan infus.
Antibiotik dan obat anti-diare mungkin diberikan untuk mengontrol gejala yang
parah.
2)
Campylobacter
Dapat menyebabkan gangguan kesehatan
dengan gejala demam, diare cair, sakit kepala & sakit pada otot.
Campylobacter merupakan bakteri penyebab keracunan makanan yang paling sering
ditemui di dunia. Biasanya masuk kedalam tubuh melalui konsumsi unggas mentah,
susu mentah ataupun air yang terkontaminasi oleh kotoran hewan.
3)
Escherichia
coli (E coli)
|
E. coli 0157 memiliki
masa inkubasi antara 1-3 hari. Waktu tersebut dibutuhkan bakteri untuk
melakukan perjalanan ke usus besar dan berkembang biak di sana ke tingkat
yang menyebabkan masalah. Karena bakteri terutama memengaruhi usus besar,
gejala utama adalah sakit perut dan diare. E. coli 0157 jarang
menyebabkan muntah, meskipun penderita merasakan sakit perut dan diare
hebat sehingga ada bintik-bintik darah segar di tinjanya. Berbeda dengan
jenis keracunan makanan lainnya, E. coli 0157 sangat gigih dan
membutuhkan waktu seminggu atau lebih sebelum diare mereda.
|
E. coli tidak
terpengaruh oleh obat antibiotik. Perawatan keracunan E. coli hanya
bersifat suportif dengan banyak mengganti cairan yang hilang. Orang yang
mengalami masalah ginjal akibat komplikasi mungkin perlu perawatan
dialisis.Salah satu wabah terbesar E.coli 0157, terjadi di Wishaw di
Skotlandia pada tahun 1996 yang disebabkan oleh daging
yang terkontaminasi. Sekitar 200 orang jatuh sakit, dua puluh di antaranya
meninggal dunia.
4)
Shigella
(traveler's diarrhea)
Dapat
menyebabkan gangguan kesehatan yang ditandai dengan demam, diare yang bercampur
lendir atau darah atau keduanya. Biasanya masuk kedalam tubuh melalui air yang
telah terkontaminasi dengan kotoran manusia.
5)
Listeria
monocytogenes
Listeriosis adalah gangguan
kesehatan yang ditandai dengan mual & muntah. Pada beberapa orang yang
terinfeksi dapat berkembang menjadi meningitis dari bakteri ini. Biasanya masuk
kedalam tubuh melalui makanan yang tidak dimasak, seperti daging, sayuran, keju
lembut & susu yang tidak dipasteurisasi. Wanita hamil & bayi yang baru
lahir mempunyai resiko yang lebih besar untuk menderita infeksi yang serius.
6)
Clostridium
botulinum (botulism)
|
7)
Vibrio
cholera
Dapat menyebabkan gangguan kesehatan
yang ditandai dengan kram perut, mual, muntah & demam menggigil. Biasanya
masuk kedalam tubuh melalui daging atau makanan laut yang tidak dimasak dengan
sempurna (mentah).
8)
Vibrio parahaemolyticus
Dapat menyebabkan gangguan kesehatan
yang ditandai dengan kram perut, mual, muntah & demam. Biasanya masuk
kedalam tubuh melalui memakan makanan laut yang mentah atau kurang matang,
terutama tiram.
d.
Keracuanan Bahan Lain
1.
Keracunan ciguatera
|
b.
Pestisida
Dapat
menyebabkan gangguan kesehatan yang ditandai dengan pandangan kabur, kelemahan,
sakit kepala, kram, diare, peningkatan produksi lendir & tangan serta kaki
yang gemetar. Toksin masuk ketubuh melalui mengkonsumsi sayur & buah yang
terkontaminasi pestisida tanpa dicuci terlebih dahulu.
D.
Tanda-Tanda
Keracunan Makanan
Pada
sebagian besar kasus keracunan makanan, gejala yang timbul hampir mirip dengan
flu perut/flu usus. Gejala tersebut dapat berlangsung mulai dari hitungan jam
hingga hari, berikut gejala terjadinya keracunan makanan yaitu seperti
mengalami kram perut, mual, muntah, diare, kadang bercampur dengan darah,
demam dan dehidrasi. Biasanya kasus
keracunan makanan tidak terlalu berat & dapat sembuh dalam waktu 24-48 jam.
Tetapi dapat juga terjadi kasus keracunan makanan hingga menyebabkan kematian.
E.
Penanganan
Keracunan Makanan
Penanganan
utama untuk kejadian keracunan makanan adalah dengan cara mengganti cairan
tubuh yang keluar (karena muntah atau diare) baik dengan minuman ataupun cairan
infus. Bila perlu, penderita dapat dirawat di rumah sakit. Hal ini tergantung
dari beratnya dehidrasi yang dialami, respon terhadap terapi & kemampuan
untuk meminum cairan tanpa muntah.
1.
Pemberian
obat anti muntah & diare.
2.
Bila terjadi
demam dapat juga diberikan obat penurun panas.
|
4.
Bila
mengalami keracunan makanan karena jamur atau bahan kimia tertentu (pestisida).
Penanganan yang lebih cepat harus segera diberikan, termasuk diantaranya pemberian
cairan infus, tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa ataupun pemberian
penangkal racunnya seperti misalnya karbon aktif. Karena kasus keracunan
tersebut sangat serius, sebaiknya penderita langsung dibawa ke rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
5.
Konsumsi
Norit.
Konsumsi norit merupakan cara efektif sebagai salah
satu penyerap apapun dalam perut karena bersifat arang aktif. Konsumsi norit
hanya efektif untuk keracunan makanan yang terjadi didalam usus atau lambung
saja, namun tidak efektif pada racun yang sudah terlanjur menyebar pada aliran
darah. Selain itu norit juga menyerap sari-sari makanan yang diperlukan tubuh,
yang tentu saja merugikan.
6.
Konsumsi air
kelapa hijau.
Konsumsi air kelapa hijau dimaksudkan untuk mengganti
cairan dan elektrolit yang keluar bersama muntah dan diare.
7.
Minum susu.
Susu bersifat mengikat racun dalam tubuh agar tidak
beredar lebih jauh, selain itu susu bisa memicu muntah agar dapat mengeluarkan
racun dalam makanan lebih banyak. Namun perlu diketahui bahwa susu tidak
dianjurkan bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa ataupun alergi laktosa.
8.
Tidak
memberikan makanan padat kepada penderita.
|
F.
Pencegahan
Keracunan Makanan
1.
Masaklah daging, unggas & telur hingga masak seluruhnya. Dengan
memastikan kematangan masakan dapat meyakinkan bahwa bakteri yang mungkin
terdapat pada bahan masakan tersebut telah mati seluruhnya.
2.
Pisahkan wadah antara bahan makanan yang masih mentah dengan yang sudah
matang. Hindari kemungkinan kontaminasi bakteri dari bahan
mentah dengan selalu mencuci tangan, pisau & peralatan yang sebelumnya
digunakan untuk memproses daging mentah. Sebelum digunakan pada makanan yang
sudah matang.
3.
Dinginkan. Simpan makanan yang masih tersisa pada lemari
es segera. Bakteri dapat tumbuh dengan cepat pada suhu ruangan, jadi sebaiknya
simpan makanan yang tersisa bila tidak dikonsumsi dalam waktu 4 jam kedepan.
4.
Bersihkan. Cuci buah segar & sayuran di bawah air yang
mengalir untuk menghilangkan tanah & kotoran yang mungkin ada.
5.
Bila terjadi kasus keracunan makanan, laporkan secepatnya pada petugas
kesehatan terdekat. Untuk dapat menghindari terjadinya kejadian yang lebih
parah lagi.
6.
Khusus bila hendak membeli makanan diluar rumah, sebaiknya perhatikan
hal-hal berikut ini :
a.
Bila makan
diluar, perhatikan kebersihan makanannya.
b.
Jangan
memakan makanan yang sudah berbau asam/basi.
c.
Jangan
memakan makanan yang tampak sudah ditumbuhi oleh jamur.
d.
Bila minum
es, perhatikan es batu yang digunakan karena es balok biasanya dibuat dengan
air mentah untuk tujuan pengawetan ikan & bukan diperuntukkan untuk di
konsumsi.
|
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Lokasi
Keracunan massal terjadi di PT Dong Young Tress yang
berada di Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan Bantul.
B. Waktu
Waktu kejadian Kasus KLB keracunan makanan pada para pegawai di PT
Dong Young Tress yaitu tanggal 4
Februari 2015 pukul 20.00 WIB sampai 5
Februari 2015 pukul 09.00 WIB.
C. Metode Pengamatan
1.
Pengumpulan data
a. Melalui
Internet
b. Mencari
bahan materi tentang Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) yang terjadi pada periode
2 tahun terakhrir (2014-2015).
2.
Pengolahan data
3.
Analisa data
4.
Penarikan kesimpulan
|
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Kasus
Kamis, 5 Februari
2015 − 11:18 WIB
BANTUL
- Korban keracunan massal di PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa
Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, terus bertambah. Setelah dikabarkan 11 orang
mengalami keracunan, pagi ini, keracunan bahkan melanda ratusan orang.
Ratusan
orang itu langsung dilarikan ke rumah sakit, dan Puskesmas Piyungan, untuk
mendapatkan perawatan intensif. Menurut salah seorang pegawai Lia Safitri, rasa
pusing dan mual sudah dirasakannya sejak akan berangkat kerja.
|
"Seperti biasa, saya makan dan tidak terjadi apa-apa. Tetapi sejumlah teman-teman mengalami muntah-muntah. Karena tidak apa-apa, saya langsung pulang," terangnya. Senada diungkapkan Tri Muryani, karyawan lain. Dia mengaku merasakan hal yang aneh dengan rangsum yang dibagikan oleh perusahaan. Karena rangsum tersebut rasanya sudah sangat asam, dan tidak enak untuk dimakan.Dia lantas urung menyantapnya dan terus bekerja. "Kalau dimakan, yang ada pingsan dan muntah. Tapi ada juga yang tidak apa-apa. Di pabrik, pagi ini tiba-tiba banyak yang pingsan," tuturnya.Sementara itu, Kepala Puskesmas Piyungan I Erni Rohmawati mengungkapkan, pagi ini sudah ada delapan orang karyawan PT Dong Young Tress yang masuk ke Puskesmas dalam keadaan lemas. "Mereka masuk dengan keluhan pusing, mual, dan muntah. Selanjutnya korban terus bertambah, dan sampai pukul 09.00 WIB, jumlahnya sudah 33 orang. Di rumah sakit lain juga ada yang dirawat," ungkapnya. Berdasarkan data yang diperolehnya, di Rumah Sakit RC ada 30 orang, Permata Husada ada 20 orang setelah sebelumnya ada delapan orang dirawat, dan di Klinik Kartika Husada empat karyawan. "Untuk sementara, mereka ditangani di masing-masing puskesmas dan rumah sakit. Untuk yang sudah baikan, diperkenankan pulang," pungkasnya.
http://daerah.sindonews.com/read/960347/22/korban-keracunan-pt-dong-young-tress-bertambah-1423109880
2.
Jumlah
Korban yang Terlibat dalam Keracunan Makanan
Kepala
Puskesmas Piyungan I Erni Rohmawati mengungkapkan, pagi ini sudah ada 8 orang
karyawan PT Dong Young Tress yang masuk ke Puskesmas dalam keadaan lemas.
Selanjutnya korban terus bertambah, dan sampai pukul 09.00 WIB, jumlahnya sudah
33 orang. Berdasarkan data yang diperolehnya, di Rumah Sakit RC ada 30 orang,
Permata Husada ada 20 orang dan di Klinik Kartika Husada 4 karyawan (jumlah
penderita 87 orang)
3.
Masa
Inkubasi Dan Gejalah Yang Ditimbulkan
|
Tabel 1
Masa Inkubasi Kasus KLB Keracunan Makanan
Pegawai PT
Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan 5 Februari
2015
No
|
Masa
inkubasi
|
Penderita
|
Persentase
%
|
1
|
30 menit (20.00 WIB)
|
5
|
5,7 %
|
2
|
11 jam (07.00 WIB)
|
9
|
10,3 %
|
3
|
12 jam (08.00 WIB)
|
13
|
15 %
|
4
|
13 jam (09.00 WIB)
|
60
|
69 %
|
Jumlah
|
87
|
100 %
|
Waktu terpapar tanggal 4 Februari 2015 -
5 Februari 2015 mulai jam 20.00 s/d 09.00 WIB
Grafik Masa Inkubasi Keracunan Makanan Pegawai PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo,
Kecamatan Piyungan 5 Februari 2015
|
Tabel 2
Gejala Keracunan Makanan Pegawai PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo,
Kecamatan Piyungan 5 Februari 2015
No
|
Gejala
|
Penderita
|
Persentase (%)
|
1
|
Mual
|
28 orang
|
32,2%
|
2
|
Muntah
|
30 orang
|
34,5%
|
3
|
Pusing
|
29 orang
|
33,3%
|
Total
|
87 orang
|
100 %
|
Perhitungan persentase jumlah penderita berdasarkan gejala penyakit
tertentu :
Rumus umum :
1. Gejala
mual
% gejala mual = x 100 = 32,2 %
2. Gejala
muntah
% gejala muntah = = 34,5 %
3. Gejala
pusing
% gejala pusing = x 100
= 33,3 %
Grafik
Gejala Keracunan Makanan Pegawai PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo,
Kecamatan Piyungan 5 Februari 2015
|
4. Jenis-jenis Makanan yang Dikonsumsi Hubungannya Dengan Angka Kesakitan
Korban
keracunan massal di PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo,
Kecamatan Piyungan, terus bertambah. Setelah dikabarkan 11 orang mengalami
keracunan, pagi ini, keracunan bahkan melanda ratusan orang (150 orang) .Sebelum
lembur, para pegawai PT Dong Young
Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan dapatkan jatah
rangsum makan (4 Februari 2015), berupa nasi opor ayam, dan telur ceplok, serta
sayur kacang panjang dan nangka.
Makanan-makanan
ini terkena racun biasanya saat penyimpanan (sebelum makanan dimasak), saat
proses pembuatan dan penyimpanan setelah makanan siap saji. Biasanya antara
3-24 jam setelah mengkonsumsi makanan yang terkena racun, akan membawa dampak
seperti muntah, mual, dan pusing. Berdasarkan data tersebut, dapat pula dideskripsikan hubungan antara
menu makanan yang dikonsumsi dengan jumlah kasus keracunan makanan yaitu
sebagai berikut:
Tabel 3
Hubungan Antara Menu Makanan Yang
Dikonsumsi Dengan Jumlah Kasus Keracunan Makanan Pada Pegawai PT Dong Young Tress,
Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan 5 Februari 2015
NO
|
Jenis Makanan
|
Makan Makanan Tertentu
|
Tidak Makan Makanan Tertentu
|
Selisih % AR
|
||||||||
Sakit
|
# sakit
|
Total
|
% sakit
|
sakit
|
#
sakit
|
total
|
% sakit
|
|||||
1
|
Nasi putih
|
23
|
64
|
87
|
26,4%
|
12
|
51
|
63
|
19 %
|
7,4%
|
||
2
|
Opor ayam
|
19
|
68
|
87
|
21,8%
|
14
|
49
|
63
|
22,3%
|
-0,5%
|
||
3
|
Telur
ceplok
|
15
|
72
|
87
|
17,3%
|
16
|
47
|
63
|
25,4%
|
-8,1%
|
||
4
|
Sayur
kacang panjang
|
13
|
74
|
87
|
14,9%
|
12
|
51
|
63
|
|
-4,1%
|
||
5
|
Sayur
nangka
|
17
|
70
|
87
|
19,6%
|
9
|
54
|
63
|
14,3%
|
5,3%
|
||
Jumlah
|
87
|
100%
|
63
|
100 %
|
a.
Menghitung Attack Rate (AR)
Perhitungan AR ( Attack Rate) berdasarkan jenis makanan tertentu
yang dikonsumsinya:
%
Perhitungan AR yang makan
makanan tertentu
%
AR Nasi putih =
%
AR opor ayam =
%
AR telur ceplok =
%
AR sayur kacang panjang =
%
AR sayur nagka =
Perhitungan AR yang tidak makan makanan tertentu
% AR Nasi putih =
% AR opor ayam =
% AR telur ceplok =
% AR sayur kacang
panjang =
% AR sayur nagka =
|
% selisih
%
AR nasi = 26,4% -19 % = 7,4 %
%
AR opor ayam = 21,8 % - 22,3 % =
- 0,5 %
%
AR telur ceplok = 17,3 % - 25,4 % =
- 8,1 %
%
AR sayur K. Panjang = 14,9 % - 19 % = - 4,1 %
%
AR sayur nangka = 19,6 % - 14,3 % = 5,3 %
Grafik Hubungan Antara Menu Makanan
Yang Dikonsumsi Dengan Jumlah Kasus Keracunan Makanan Pada Pegawai PT Dong Young Tress,
Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan 5 Februari 2015
b. Menghitung Case Fatality Rate
( CFR )
|
B.
Pembahasan
|
|
|
|
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada
kasus KLB keracunan makanan yang terjadi
di PT Dong Young Tress yang berada di Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan
Piyungan Bantul dapat di simpulkan bahwa:
1.
Gejala yang dialami
oleh para pegawai PT Dong Young Tress
yang berada di Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan Bantul
setelah makan rangsum (nasi putih , opor ayam , telur ceplok , sayur kacang
panjang dan sayur nangka) yaitu mual
(32,2%), muntah (34,5 %), dan pusing (33,3%).
2.
Masa inkubasi keracunan makanan tersebut berlangsung selam 13 jam yaitu mulai pukul
20.00 WIB s/d 09.00 WIB
3.
Perhitungan Attack Rate (AR) pada
makanan yang dikomsumsi oleh pegawai PT Dong Young
Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan dengan selisih persentase
AR paling tinggi adalah nasi putih dan sayur nangka yaitu 7,4 % dan 5,4 %..
Serta dari data yang diperoeh bahwa jumlah orang yang meninggal dari kasus KLB Keracunan
Makanan Pada Pegawai PT
Dong Young Tress tidak ada, jadi angka kematian
untuk kasus keracunan makanan yaitu CFR
0 %
B.
Saran
Mengingat keracunan makanan sering menimpa kita maka sebaiknya penjamah makanan sebelum mengolah makanan memperhatikan personal
hiegenenya karena jika penjamahnya sudah membawa penyakit maka kemungkinan
besar makanan yang akan diolah akan terkontaminasi. Selain itu, perhatikan juga
kebersihan tempat pengolahan makanan, bahan makanan yang dianggap food
poisoning, alat-alat yang digunakan untuk mengolah makanan.
|
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Keracunan Makanan.
Erfanto
Linangkung .2015 . Korban Keracunan PT Dong Young Tress
http://daerah.sindonews.com/read/960347/22/korban-keracunan-pt-dong-young-tress-bertambah-1423109880
diakses pada tanggal 29 Mei 2016
Purnama, Destur. 2012. Pengertian Kejadian Luar
Biasa (KLB).
http://www.muslimedica.com/2012/11/pengertian-kejadian-luar-biasa-klb.html?m=1 diakses pada tanggal 29 Mei 2016