Rabu, 09 November 2016

LAPORAN SURVEILANS EPIDEMOLOGI DI PUSKESMAS PALLANGGA



LAPORAN
SURVEILANS EPIDEMOLOGI DI PUSKESMAS PALLANGGA
Disusun Oleh :
KELOMPOK  IV :
SUKMAWATI                                        PO.71.3.221.14.1.041
ADE ISFI HAYATUL ULFA                PO.71.3.221.14.1.004
DIMAS SATRIA NUR’ALAMSYAH  PO.71.3.221.14.1.013
KURNIA AHMAD                                PO.71.3.221.14.1.018
NURPIYANI                                          PO.71.3.221.14.1.030
MUTIARA SARI PRATIWI                  PO.71.3.221.14.1.025
REZA PAHLEWI SYAM                      PO.71.3.221.14.1.035
RIFQA DAMAYANTI                          PO.71.3.221.14.1.036
YERLISA BESO                                                PO.71.3.221.14.1.048
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
                                                        PRODI DIII              
2016-2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “SURVEILANS EPIDEMOLOGI DI PUSKESMAS PALANGGA
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan  dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan. 

Makassar,  Mai 2016
                                                                                          


                                                                                                   Penyusun

                                                                                
                                                                                 




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Surveilans  kesehatan masyarakat merupakan  pengumpulan,  analisis, dan analisis data secara terus- menerus dan sistematis yang kemudian didiseminasikan (disebarluaskan) kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab  dalam  pencegahan penyakit dan masalah kesehatan lainnya  (DCP2, 2008).
Surveilans  memantau terus-menerus kejadian dan kecenderungan penyakit, mendeteksi dan memprediksi  outbreak  pada    populasi, mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan-perubahan biologis pada agen, vektor, dan reservoir. Selanjutnya surveilans menghubungkan  informasi tersebut kepada pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit  (Last,  2001).  Kadang digunakan istilah surveilans epidemiologi. Baik surveilans kesehatan masyarakat maupun surveilans epidemiologi hakikatnya sama saja, sebab  menggunakan metode yang sama, dan  tujuan epidemiologi adalah untuk mengendalikan masalah kesehatan masyarakat, sehingga epidemiologi dikenal sebagai sains inti kesehatan masyarakat (core science of public health).
Surveilans memungkinkan pengambil keeputusan untuk memimpin dan mengelola dengan efektif.  Surveilans kesehatan masyarakat memberikan informasi  kewaspadaan dini bagi pengambil keputusan  dan manajer  tentang masalah-masalah kesehatan yang perlu diperhatikan pada suatu populasi.. 
B.     Tujuan
Tujuannya adalah untuk pengamatan penyakit menular  atau surveilans epidemologi dan kejadian luar biasa  ( KLB ) di Puskesmas Pallangga.



BAB II
GAMBARAN KEADAAN PUSKESMAS PALLANGGA
A.    Keadaan Umum
1.      Geografis
Pallangga secara administratif terbagi dalam 16 desa dan kelurahan merupakan kecamatan dengan jumlah desa dan kelurahan terbesar di Gowa. Kecamatan Pallangga dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Gowa Nomor 7 Tahun 2007 Tentang Pembentukan Kecamatan di Kabupaten Gowa.
Kecamatan Pallangga merupakan satu dari 18 kecamatan di kabupaten Gowa, Sulawesi-Selatan (Sulsel). Pallangga berada pada daerah dataran dimana wilayahnya berbatasan dengan beberapa kecamatan lain di  Gowa. Berikut batas-batas wilayah kecamatan Pallangga:
*      Sebelah Utara Berbatasan Dengan Kecamatan Sombaopu,
*      Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Kecamatan Bajeng,
*      Sebelah Barat Kecamatan Barombong,
*      Sebelah Timur Berbatasan Dengan Kecamatan Bontomarannu.
Berikut nama-nama desa dan kelurahan di kecamatan Pallangga yaitu Kelurahan Pangkabinanga ,Kelurahan Manggalli, Kelurahan Tetebatu, Desa Bontoala, Desa Jenetallasa, Desa Julubori, Desa Julupamai, Desa Parangbanoa , Desa Taeng, Desa Toddotoa, Desa Bontoramba, Desa Kampili, Desa Julukanaya, Desa Paknakukang, Desa Pallangga dan Desa Bungaejaya. Salah satu puskesmas yang ada di Kecamatan Pallangga yaitu Puskesmas Pallangga secara administrasi terletak di Kecamatan Pallangga sekitar 2,45  kilometer dari ibukota kabupaten. Luas wilayah Puskesmas Pallangga ± 28,8 km2 dengan waktu jangkau dari desa ke Puskesmas yang terdekat 15 menit yang terjauh 60 menit.
2.      Demografis
Jumlah penduduk kecamatan Pallangga pada tahun 2015 sebesar 69.864 jiwa,  terdiri dari laki-laki sebesar 33.896 jiwa dan perempuan sebesar 35.968 jiwa. Untuk selanjutnya dilihat dari tabel 1
Tabel 1
Data Jumlah Penduduk Perdesa Diwilayah Puskesmas Pallangga
Tahun 2015


Sumber : data yang diperoleh dari puskesmas Pallangga



3.      Transportasi
Luas wilayah Puskesmas Pallangga + 28,8 km2 Dengan  waktu jangkau dari Desa ke Puskesmas yang terdekat 15 menit yang terjauh 60 menit dengan kondisi jalanan  poros beraspal dan sebahagian jalan desa pengerasan ,semua pusat pemerintahan Desa dapat dijangkau dengan kendaraan roda empat dan dua.
4.      Pendidikan
Berdasarkan data yang ada dipuskesmas Pallangga ,tingkat pendidikan masyarakat berpariasi, mulai dari tidak sekolah, sekolah dasar, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Untuk selanjutnya lihat tabel 2.
Tabel 2
Data sarana   Pendidikan  diwilayah Puskesmas Pallangga
Tahun 2015
Sumber : data yang diperoleh dari puskesmas Pallangga
B.     Keadaan Sumber Daya
Upaya kesehatan membutuhkan sumber daya manusia yang memadai, kemampuan untuk memberikan pelayanan  kesehatan akan memberikan dampak kepada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.Berdasarkan data yang ada dipuskesmas Pallangga, pada  tahun 2015 jumlah tenaga yang  ada sebanyak  91 orang. Untuk selanjutnya dilihat di tabel 3



Tabel 3
Data Jenis Dan Jumlah Pegawai Di Puskesmas Pallangga
Tahun 2015

Sumber : data yang diperoleh dari puskesmas Pallangga













BAB III
PENGAMATAN PENYAKIT MENULAR
A.    Konsep Dasar Surveilans Epidemiologi
Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi Kesehatan wajib dilakukan oleh setiap instansi kesehatan Pemerintah, instansi Kesehatan Propinsi, instansi kesehatan kabupaten/kota dan lembaga masyarakat dan swasta baik secara fungsional atau struktural. Mekanisme kegiatan Surveilans epidemiologi Kesehatan merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis dan terus menerus dengan mekanisme sebagai berikut :
a.       Identifikasi kasus dan masalah kesehatan serta informasi terkait lainnya.
b.      Perekaman, pelaporan dan pengolahan data, Analisis dan intreprestasi data serta Studi epidemiologi
c.       Penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkannya, Membuat rekomendasi dan alternatif tindak lanjut serta Umpan balik.
Jenis penyelenggaraan Surveilans epidemiologi adalah sebagai berikut:
a.       Penyelenggaraan Berdasarkan Metode Pelaksanaan
1.      Surveilans Epidemiologi Rutin Terpadu, adalah penyelenggaraan Surveilans epidemiologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan dan atau faktor resiko kesehatan.
2.      Surveilans epidemiologi Khusus, adalah penyelenggaraan Surveilans epidemiologi terhadap suatu kejadian, permasalahan , faktor resiko atau situasi khusus kesehatan
3.      Surveilans sentinel, adalah penyelenggaraan Surveilans epidemiologi pada populasi dan wilayah terbatas untuk mendapatkan signal adanya masalah kesehatan pada suatu populasi atau wilayah yang lebih luas.
4.      Studi epidemiologi, adalah penyelenggaraan Surveilans epidemiologi pada periode tertentu serta populasi atau wilayah tertentu untuk mengetahui lebih mendalam gambaran epidemiologi penyakit, permasalahan dan atau factor resiko kesehatan.


b.      Penyelenggaraan berdasarkan Aktifitas Pengumpulan Data
1.      Surveilans aktif, adalah penyelenggaraan Surveilans epidemilogi dimana unit Surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
2.      Surveilans Pasif, adalah Penyelenggaraan Surveilans epidemiologi dimana unit Surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut dari unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.
c.       Penyelenggaraan Berdasarkan Pola Pelaksanaan
1.      Pola Kedaruratan, adalah kegiatan Surveilans yang mengacu pada ketentuan yang berlaku untuk penanggulangan KLB dan atau wabah dan atau bencana
2.      Pola Selain Kedaruratan, adalah kegiatan Surveilans yang mengacu pada ketentuan yang berlaku untuk keadaan di luar KLB dan atau wabah dan atau bencana.
Ruang Lingkup Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi Kesehatan Masalah kesehatan dapat disebabkan oleh beberapa sebab, oleh karena itu secara operasional diperlukan tatalaksana secara integratif dengan ruang lingkup permasalahan sebagai berikut:
a.       Surveilans Epidemiologi penyakit Menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematika terhadap penyakit menular dan faktor resiko untuk upaya pemberantasan penyakit menular.
b.       Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit tidak menular dan faktor resiko untuk mendukung upaya pemberantasan penyakit tidak menular.
c.       Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan faktor resiko untuk mendukung program penyehatan lingkungan.

d.      Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan faktor resiko untuk mendukung program-program kesehatan tertentu.
e.       Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah kesehatan dan faktor resiko untuk upaya mendukung program kesehatan matra.
B.     Manfaat Surveilans Epidemiologi
Suatu sistim surveilans dapat dianggap bermanfaat bila sistim tersebut :
1.      Dapat mendeteksi tanda-tanda adanya perubahan kecenderungan dari suatu penyakit serta Mendeteksi adanya KLB
2.      Memperkirakan   besarnya    suatu     kesakitan    atau    kematian yang berhubungan dengan masalah yang sedang diamati.
3.      Merangsang penelitian, untuk  menentukan suatu tindakan penanggulangan atau pencegahan
4.      Mengidentifikasikan faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian suatu penyakit.
5.      Memungkinkan seseorang untuk  melakukan penilaian terhadap tindakan penanggulangan
6.      Mengawali upaya untuk meningkatkan tindakan-tindakan praktek klinis oleh petugas kesehatan yang terlibat dalam sistim surveilans.
C.    Surveilans Epidemologi
Pengumpulan data Surveilans di daerah Kec. Pallangga, Makassar kami lakukan dengan mengambil data sekunder dari Puskesmas Pallangga. Adapun pengolahan data yang kami lakukan berdasarkan hasil kunjungan ke Puskesmas Pallangga, Kec. Pallangga, Makassar, dengan mengolah data kejadian penyakit tersebut dan menyajikan dalam bentuk tabel, Adapun data yang kami dapatkan adalah data kejadian penyakit Tahun 2015, yakni sebagai berikut:

1.      Data penyakit yang didapatkan :
a.       10 penyakit menular terbesar di Puskesmas Pallangga tahun 2015  yaitu:
No
Jenis penyakit
Jumlah Penderita
Total
L
P
1
Diare
1040
1136
2176
2
Thypoid
311
380
691
3
Pneumonia
187
171
358
4
TB klinis
86
94
180
5
TB ( + )
94
71
169
6
Disentri
54
61
115
7
Susp  DBD
52
42
94
8
Kusta MB
9
9
18
9
Hepatitis Klinis
9
9
18
10
Susp Campak
5
7
12
Sumber data dari Puskesmas Pallangga 2015
b.      10 penyakit tidak menular terbanyak :
No
Jenis penyakit
Jumlah penderita
Total
L
P
1
Hipertensi
898
2563
3461
2
Diabetes mellitus
260
713
973
3
PJK
89
143
232
4
Asma
50
88
138
5
Struma
7
84
91
6
Tumor payudara
2
58
60
7
Tumor kulit
10
12
22
8
Tumor genitalia interna perempuan
0
17
17
9
Stroke
3
7
10
10
Tyroitoksis
0
8
8
Sumber data dari Puskesmas Pallangga 2015
c.       Data penyakit berbasis lingkungan
No
Jenis penyakit
Jumlah penderita
Total
Laki – laki
Perempuan
1
Diare
1040
1136
2176
2
Thypoid
311
380
691
3
Pneumonia
187
171
358
4
TB Paru
86
94
180
5
Disentri
54
61
115
6
Susp  DBD
52
42
94
7
Hepatitis Klinis
9
9
18
8
Susp Campak
5
7
12
Sumber data dari Puskesmas Pallangga 2015
Dari 8 data penyakit berbasis lingkungan yang telah di dapatkan dari hasil pengamatan , penyakit diare merupakan penyakit tertinggi di Puskesmas Pallangga. Berikut diagram data penyakit diare di tahun 2015 mulai dari bulan Januari sampa Desember .
Diagram Penyakit Diare Di Puskesmas Pallangga Tahun 2015 Bulan Januari Sampai Desember
Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.
a)      Diare
Dari data penyakit berbasis lingkungan yang diperoleh salah satu penyakit didalamnya yaitu diare . Diare adalah suatu penyakit yang biasanya ditandai dengan perut mulas, meningkatnya frekuensi buang air besar, dan konsentrasi tinja yang encer. Tanda-tanda Diare dapat bervariasi sesuai tingkat keparahannya serta tergantung pada jenis penyebab diare.Ada beberapa penyebab diare. Beberapa di antaranya adalah Cyclospora cayetanensis, total koliform (E. coli, E. aurescens, E. freundii, E. intermedia, Aerobacter aerogenes), kolera, shigellosis, salmonellosis, yersiniosis, giardiasis, Enteritis campylobacter, golongan virus dan  patogen perut lainnya.
Penularannya bisa dengan jalan tinja mengontaminasi makanan secara langsung ataupun tidak langsung (lewat lalat). Untuk beberapa jenis bakteri, utamanya EHEC (Enterohaemorragic E. coli), ternak merupakan reservoir terpenting. Akan tetapi, secara umum manusia dapat juga menjadi sumber penularan dari orang ke orang. Selain itu, makanan juga dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen akibat lingkungan yang tidak sehat, di mana-mana ada mikroorganisme patogen, sehingga menjaga makanan kita tetap berseih harus diutamakan.Cara Penularan melalui :
·         Makanan yang terkontaminasi dengan bakteri E.Coli yang dibawa oleh lalat yang hinggap pada tinja, karena buang air besar (BAB) tidak di jamban.
·         Air minum yang mengandung E. Coli yang tidak direbus sampai mendidih.
·         Air sungai yang tercemar bakteri E.coli karena orang diare buang air besar di sungai digunakan untuk mencuci bahan makanan, peralatan dapur, sikat gigi, dan lain-lain.
·         Tangan yang terkontaminasi dengan bakteri E.coli (sesudah BAB tidak mencuci tangan dengan sabun)
·         Makanan yang dihinggapi lalat pembawa bakteri E.Coli kemudian dimakan oleh manusia.
Cara pencegahan penyakit diare yang disesuaikan dengan faktor penyebabnya adalah sebagai berikut :
1)      Pencegahan terhadap  penyediaan air tidak memenuhi syarat yaitu gunakan air dari sumber terlindung  serta pelihara dan tutup sarana agar terhindar dari pencemaran
2)      Pencegahan terhadap pembuangan kotoran tidak saniter yaitu Buang air besar di jamban, Buang tinja bayi di jamban , dan Apabila belum punya jamban harus membuatnya baik sendiri maupun berkelompok dengan tetangga.
3)      Pencegahan terhadap Perilaku tidak higienis  yaitu Cuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan, Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar , Minum air putih yang sudah dimasak, Menutup makanan dengan tudung saji , Cuci alat makan dengan air bersih , Jangan makan jajanan yang kurang bersih dan Bila yang diare bayi, cuci botol dan alat makan bayi dengan air panas/mendidih
b)     Thypoid
Demam tifoid (Typhoid fever) adalah jenis penyakit yang berkaitan dengan demam karena adanya infeksi bakteri yang menyebar ke seluruh tubuh dan mempengaruhi banyak organ. Tanpa pengobatan yang tepat maka penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius dan bisa berakibat fatal. Orang awan menyebutnya dengan demam tifus atau tipes, disebabkan oleh bakteri yang disebut Salmonella typhi, juga berhubungan dengan bakteri yang menyebabkan keracunan makanan salmonella.
Gejala demam tifoid biasanya berkembang satu atau dua minggu setelah seseorang terinfeksi dengan bakteri Salmonella typhi. Dengan pengobatan, gejala demam tifoid meningkat dalam waktu tiga sampai lima hari. Gejala umum dari demam tifoid dapat mencakup: suhu tinggi yang bisa mencapai 39-40 °C, sakit kepala., nyeri otot, sakit perut, perasaan sakit, kehilangan nafsu makan, sembelit atau diare (dewasa cenderung mendapatkan sembelit dan anak-anak cenderung mendapatkan diare)., ruam terdiri dari bintik-bintik merah muda kecil, kelelahan serta ebingungan, seperti tidak tahu di mana Anda berada atau apa yang terjadi di sekitar Anda.
c)      Pneumonia
Pneumonia adalah istilah medis yang menggambarkan sebuah penyakit pada paru-paru yang dapat terjadi ringan hingga serius dan mengancam nyawa. Pneumonia paling serius jika terjadi pada bayi dan anak-anak, orang tua diatas usia 65 tahun, dan orang-orang dengan masalah kesehatan yang mendasarinya atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pneumonia adalah infeksi atau peradangan pada salah satu atau kedua paru-paru, lebih tepatnya peradangan itu terjadi pada kantung udara (alveolus, jamak: alveoli). Kantung udara akan terisi cairan atau nanah, sehingga menyebabkan sesak nafas, batuk berdahak, demam, menggigil, dan kesulitan bernapas. Infeksi tersebut disebabkan oleh berbagai organisme, termasuk bakteri, virus dan jamur.
Ciri-ciri dan gejala pneumonia antara lain: Demam, berkeringat dan menggigil Suhu tubuh lebih rendah dari normal pada orang di atas usia 65 tahun, dan pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah Batuk berdahak tebal dan kentel (lengket) Nyeri dada saat bernapas dalam atau ketika batuk Sesak napas (nafas cepat) Kelelahan dan nyeri otot Mual, muntah atau diare Sakit kepala.Berikut penyebab pneumonia beserta klasifikasinya:
·         Pneumonia komunitas ini adalah jenis pneumonia yang terbanyak. Terjadi di tengah-tengah masyarakat artinya di luar rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, jenis pneumonia ini disebabkan oleh: Virus, termasuk beberapa jenis virus yang juga menyebabkan pilek dan flu. Virus adalah penyebab pneumonia pada anak yang paling sering terjadi yakni di bawah usia 2 tahun. Viral pneumonia biasanya ringan. Akan tetapi radang paru-paru yang disebabkan oleh virus influenza tertentu dapat menyebabkan sindrom pernafasan akut (SARS), bisa menjadi sangat serius. Bakteri, seperti Streptococcus pneumoniae dapat terjadi dengan sendirinya (secara langsung) atau setelah mengalami flu atau batuk pilek sebagai komplikasinya. Bakteri lain, seperti Mycoplasma pneumoniae, biasanya menimbulkan gejala pneumonia yang lebih ringan dibanding jenis lainnya. Jamur, biasanya dapat ditemukan di tanah dan kotoran burung. Ini merupakan Jenis pneumonia yang paling sering terjadi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti HIV-AIDS dan pada orang yang telah menghirup organisme penyebab dalam jumlah yaang besar.
·         Pneumonia yang didapat di rumah sakit (Hospital-acquired pneumonia) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada orang yang selama 48 jam atau lebih dirawat di rumah sakit karena penyakit lainnya. Pneumonia ini bisa lebih serius karena biasanya bakteri penyebab lebih resisten (kebal) terhadap antibiotik.
·         Perawatan kesehatan pneumonia (Health care-acquired pneumonia)  adalah infeksi bakteri yang terjadi pada orang-orang yang tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang atau telah dirawat di klinik rawat jalan, termasuk pusat-pusat dialisis ginjal. Seperti didapat di rumah sakit pneumonia. Pneumonia aspirasi terjadi ketika seseorang menghirup makanan, minuman, muntahan atau air liur masuk ke dalam paru-paru.
Pencegahan Pneumonia yaitu dengan vaksinasi terhadap bakteri penyebab pneumonia dan vaksin influenza. Hal ini penting bagi mereka yang berisiko tinggi seperti orang dengan diabetes, asma, dan masalah kesehatan lainnya yang parah atau kronis. Di samping itu juga harus menjaga kebersihan dengan rajin cuci tangan, tidak merokok, serta istirahat cukup dan diet sehat untuk menjaga daya tahan tubuh.
d)     TB Paru
Tuberculosis (TBC) adalah batuk berdahak lebih dari 3 minggu, dengan penyebab penyakit adalah kuman / bakteri mikrobakterium tuberkulosis. Tempat berkembang biak penyakit adalah di paru-paru.
Cara penularan penyakit melalui udara, dengan proses sebagai berikut :
·         Penderita TBC berbicara, meludah, batuk, dan bersin, maka kuman-kuman TBC yang berada di paru-paru menyebar ke udara terhirup oleh orang lain.
·         Kuman TBC terhirup oleh orang lain yang berada di dekaqt penderita.
Cara efektif mencegah penyakit TBC (berdasarkan faktor penyebab penyakit), yaitu Satu kamar dihuni tidak lebih dari 2 orang atau sebaiknya luas kamar lebih atau sma dengan 8m2/jiwa , Lantai rumah disemen , Memperbaiki lubang penghawaan / ventilasi , Selalu membuka pintu/jendela terutama pagi hari , Menambah ventilasi buatan , Menutup mulut bila batuk dan Membuang ludah pada tempatnya , Jemur peralatan dapur dan Jaga kebersihan diri  serta Istirahat yang cukup , Makan makan bergizi  serta Tidur terpisah dari penderita
e)      Disentri
Disentri merupakan suatu infeksi yang menimbulkan luka yang menyebabkan tukak terbatas di colon yang ditandai dengan gejala khas yang disebut sebagai sindroma disentri, seperti: sakit di perut yang sering disertai dengan tenesmus, berak-berak, dan tinja mengandung darah dan lendir. Disentri  adalah radang usus yang menimbulkan gejala meluas dengan gejala buang air besar dengan tinja berdarah, diare encer dengan volume sedikit, buang air besar dengan tinja bercampur lendir (mucus) dan nyeri saat buang air besar (tenesmus).

f)       Demam Berdarah Dengue
Penyebab Demam Berdarah Dengue adalah virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Sedangkan tempat berkembang biak dapat didalam maupun diluar rumah, terutama pada tempat-tempat yang dapat menampung air bersih seperti :
·         Di dalam rumah / diluar rumah untuk keperluan sehari-hari seperti ember, drum, tempayan, tempat penampungan air bersih, bak mandi/WC/ dan lain-lain
·         Bukan untuk keperluan sehari-hari seperti tempat minum burung, vas bunga, perangkap semen, kaleng bekas yang berisi air bersih, dll
·         Alamiah seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, potongan bambu yang dapat menampung air hujan, dll
Cara efektif mencegah penyakit Demam Berdarah (berdasarkan faktor penyebab penyakit), yaitu Menutup tempat penampungan air , Menguras bak mandi 1 minggu sekali , Memasang kawat kasa pada ventilasi dan lubang penghawaan , Membuka jendela dan pasang genting kaca agar terang dan tidak lembab, Seminggu sekali mengganti air tempat minum burung dan vas bunga , Menimbun ban, kaleng, dan botol/gelas bekas serta Menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air yang jarang dikuras atau memelihara ikan pemakan jentik.
g)      Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang menyerang organ hati manusia. Di sini hati atau liver mengalami peradangan sehingga membuat fungsi hati, yang sebagai tempat penyaring racun-racun dalam darah, menjadi terganggu. Dengan terganggunya fungsi hati tersebut, maka terganggu pula fungsi organ yang lain, sehingga membuat kesehatan seseorang akan hancur secara keseluruhan. Akibat lainnya adalah hati menolak darah yang mengalir sehingga tekanan darah menjadi tinggi dan pecahnya pembuluh darah.
Penyebab kerusakan fungsi hati atau liver ini bisa karena seseorang mengkonsumsi alkohol secara berlebihan atau karena termakan racun yang membebani kerja liver dan mengakibatkan fungsi hati menjadi rusak. Tetapi, pada kebanyakan kasus, hepatitis disebabkan oleh virus yang ditularkan penderita hepatitis.
h)     Campak
Campak adalah infeksi yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini akan memunculkan ruam di seluruh tubuh dan sangat menular. Campak bisa sangat mengganggu dan mengarah pada komplikasi yang lebih serius. Gejala campak mulai muncul sekitar satu hingga dua minggu setelah virus masuk ke dalam tubuh. Gejala campak yang biasanya muncul  yaitu Mata merah, Mata menjadi sensitif terhadap cahaya, Gejala menyerupai pilek seperti radang tenggorokan, hidung beringus atau tersumbat, Mengalami demam serta Bercak putih keabu-abuan pada mulut dan tenggorokan.
D.    Data Kejadian Luar Biasa ( KLB ) Di Puskesmas Pallangga
Sumber data dari Puskesmas Pallangga 2015
Dari survei pengamatan penyakit di Puskesmas Pallangga kami memperoleh data KLB ( Kejadian Luar Biasa)  tahun 2015 yaitu Penyakit tetanus neunatorum yang merupakan salah  satu penyakit berbasis lingkungan dalam kategori penyakit PD3I ( Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi ).
·         Faktor penyebab : neurotoksin (tetanospamin) dari bakteri gram positif anaerob Clostridium tetani dengan mula-mula 1-2 minggu setelah inokulasi bentuk spora ke dalam darah tubuh yang mengalami cedera (masa inkubasi).
·         Faktor resiko : ibu hamil yang tidak diberikan imunisasi TT menjelang kelahirannya, ibu yang melahirkan pada dukun, orang yang terkena luka, radang telinga.
·         Perjalanan penyakit : Jika seseorang mendapat luka, kemungkinan untuk terkena penyakit ini tetap ada sekecil apapun lukanya. Luka tsb merupakan pintu masuk bakteri tetanus. Kuman ini akan berkembang biak dan membentuk racun yang menyebar ke aliran darah/limfe sepanjang serabut saraf motorik, medulla spinalis dan saraf simpatis. Eksotoksin inilah yang merusak sel susunan saraf pusat dan saraf tulang belakang.
·         Diagnosa penyakit : dengan diagnosisà anamnesis : partus non-steril, status imunisasi, masa inkubasi, period of onset, luka tusuk, otitis media ; pemeriksaan fisik : kekakuan otot, kejang, kesadaran baik ; diagnosis berdasarkan data klinis, tidak ada pemeriksaan penunjang yang membantu.Dengan diagnosis banding à trismus akibat abses gigi, abses parafaring/retrofaring/peritonsiller ; sepsis neonatorum, meningitis bakterialis, ensefalitis, rabies.
·         Masa inkubasi : 4-21 hari
·         Penularan: vehicleborne melalui benda-benda yang berkarat.
·         Cara pencegahan : Dengan imunisasi, sebenarnya tubuh akan membuat antibody yang membuat anak kebal terhadap penyakit. Bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat antibody disebut vaksin.
E.     Data Perilaku
Dari hasil kunjungan ke Puskesmas Pallangga, kami mendapatkan informasi mengenai data perilaku masyarakat di Kec. Pallangga, Makassar, sudah cukup baik karena masyarakat telah memilki  kesadaran dan pengetahuan  tentang PHBS yang bisa dikatakan sudah cukup baik.

F.     Data Lingkungan
Dari hasil kunjungan ke Puskesmas Pallangga ,kami mendapatkan hasil yaitu  dari segi kebersihan puskesmas tersebut sudah memenuhi syarat kebersihan yang baik, namun karena letak geografis dari puskesmas tersebut dekat dengan keramaian yaitu  berada dekat pasar sehingga disekitar area puskesmas tersebut sangat bising.
G.    Analisa Data Sekunder dari Puskesmas Pallangga
Berdasarkan data penyakit, data perilaku, dan data lingkungan yang kami peroleh, dari Kunjungan Puskesmas Pallangga, kami dapat menganalisa bahwa sanitasi di daerah tersebut masih belum  baik dimana dari segi kebersihan puskesmas tersebut sudah memenuhi syarat kebersihan yang baik, namun karena letak geografis dari puskesmas tersebut dekat dengan keramaian yaitu  berada dekat pasar sehingga disekitar area puskesmas tersebut sangat bising. sehigga daerah tersebut ada ditemukan penyakit yang berbasis lingkungan.
















BAB IV
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Berdasarkan  dari survei yang dilakukan di Puskesmas Pallangga , kami memperoleh data sebanyak 10 penyakit menular terbesar di tahun 2015 yaitu  penyakit diare sebagai penyakit tertinggi dengan total penderita sebanyak 2176 orang dan terendah adalah penyakit campak dengan jumlah penderita sebanyak 12 orang. Serta didapatkan pula 10 data penyakit yang tidak menular  terbesar di tahun 2015 yaitu penyakit Hipertensi sebagai penyakit tertinggi dengan jumlah penderita sebanyak 3461 orang dan tyroitoksis sebagai penyakit terendah dengan jumlah penderita sebanyak 6 orang. Dari survei yang telah dilakukan kami juga mendapatkan 8 data penyakit yang merupakan penyakit berbasis lingkungan diantaranya adalah diare , TB Paru, disentri, pneumonia, campak, DBD, typoid dan Hepatitis.
Dari survei pengamatan penyakit di Puskesmas Pallangga kami memperoleh data KLB ( Kejadian Luar Biasa)  tahun 2015 yaitu Penyakit tetanus neunatorum yang merupakan salah  satu penyakit berbasis lingkungan dalam kategori penyakit PD3I ( penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ). Kejadian Penyakit tetanus neunatorum di dapatkan di daerah Taeng dengan jumlah kematian sebanyak 1 orang yang menunggal dunia.

b.      Saran
Semoga adanya laporan ini dapat memberikan gambaran tentang temuan kejadian penyakit di Puskesmas Pallangga sehingga bentuk tindak lanjut berupa evaluasi kinerja dan program kesehatan dapat diterapkan lebih baik lagi.





DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Riezkhy. 2014. Puskesmas Pallangga
Data Sekunder Puskesmas Pallangga tahun 2015.
Imron, Muhammad. 2013. “Praktik Surveilans
http://imronskm.blogspot.com/2013/05/laporan-praktik-surveilans-penyakit.html. diakses pada tanggal 22 Mei 2016.
 Laporan Tahunan Puskesmas Pallangga tahun 2015.
Riri, 2011. Letak Geografis Puskesmas Pallangga


















LAMPIRAN
  
Anggota kelompok IV yang telah melakukan survei atau pengambilan data penyakit di Puskesmas Pallangga
Peta wilayah Puskesmas Pallangga
 
Lokasi Puskesmas Pallangga
Data para pegawai yang bekerja di Puskesmas Pallangga
Data Kesehatan Lingkungan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar