Rabu, 09 November 2016

KERACUNAN MAKANAN



MATA KULIAH        :  PMM- B
DOSEN                      : ZAENAB SKM., M.Kes
LAPORAN
KASUS KLB
 KERACUNAN MAKANAN PT DONG YOUNG TRESS YANG BERADA DI DUSUN NGANYANG, DESA SITIMULYO, KECAMATAN PIYUNGAN BANTUL
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZDfBBcaOnIx9UvE2eT3FMx2oz3vxifdEKJVkO3z_YVC_FTzyYoS2y6L2nchlYE9iV8mlfXz626dSaEBfPsW-BkE44UIxDcXfIqksyQ4jzZt2v5GDvUQ71hUe4Vg2CMhABGEegVUldcz0/s1600/logo_poltekkes.png
Disusun Oleh :

SUKMAWATI
PO 71.3.221.14.1.041

TINGKAT :  IIA

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
                                           PRODI DIII         
2016-2017


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT karena berkat limpahan taufiq serta hidayahnya saya dapat membuat makalah ini. Sholawat serta salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang selalu kita harapkan syafaatnya.
Kami  membuat laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Penyehatan Makanan dan Minuman. Dalam pembuatan laporan ini tentu saja masih banyak kekurangan, baik isi maupun cara pengungkapannya. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penyusun, untuk itu saya sangat menantikan saran-saran dari para pembaca.
Besar harapan kami, laporan ini bisa bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.
Makassar,   Juni  2016
                                                                                          


                                                                           Penyusun







DAFTAR ISI
                                                                       
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I  PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang......................................................................................... 1
B.      Rumusan Maslah....................................................................................... 2
C.   Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II DASAR TEORI                                                                                         
A.      Penertian KLB........................................................................................ 3
B.       Pengertian Keracunan Makanan.............................................................. 3
C.       Penyebab Keracunan Makanan .............................................................. 4
D.      Tanda – Tanda Keracunan Makanan ................................................... 11
E.       Penanganan Keracunan Makanan ........................................................ 11
F.        Pencegahan Keracunan Makanan......................................................... 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.      Lokasi .................................................................................................. 14
B.       Waktu................................................................................................... 14
C.       Metode Pengamatan............................................................................. 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil...................................................................................................... 15
B.     Pembahasan ......................................................................................... 22
BAB V PENUTUP
A.     Kesimpulan........................................................................................... 26
B.     Saran..................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
A.        Latar Belakang
Makanan merupakan sumber energi satu-satunya bagi manusia. Karena jumlah penduduk yang terus berkembang, maka jumlah produksi makananpun harus terus bertambah melebihi jumlah penduduk ini, apabila kecukupan pangan harus tercapai. Permasalahan yang dapat timbul sebagai akibat dari produksi makanan adalah kuailtas dan kuantitas bahan pangan. Hal ini tidak boleh terjadi atau tidak dikehendaki karena orang makan itu sebetulnya bermaksud mendapatkan energi agar tetap bertahan hidup, dan tidak untuk menjadi sakit karenanya. Dengan demikian sanitasi makanan menjadi sangat penting adanya.
Indonesia merupakan negara yang masih memiliki angka kejadian luar biasa (KLB) penyakit menular dan keracunan yang cukup tinggi. Kondisi ini menyebabkan perlunya peningkatan sistem kewaspadaan dini dan respon terhadap KLB tersebut dengan langkah-langkah yang terprogram dan akurat, sehingga proses penanggulangannya menjadi lebih cepat dan akurat pula.
Untuk dapat mewujudkan respon KLB yang cepat, diperlukan bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup dari para petugas yang diterjunkan ke lapangan. Kenyataan tersebut mendorong kebutuhan para petugas di lapangan untuk memiliki pedoman penyelidikan dan penanggulangan KLB yang terstruktur, sehingga memudahkan kinerja para petugas mengambil langkah-langkah dalam rangka melakukan respon KLB.
1
 
Dewasa ini kejadian wabah penyakit sudah merupakan masalah global, sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (foodborne disease) dan kejadian wabah penyakit lainnya terjadi tidak hanya di berbagai negara berkembang dimana kondisi sanitasi dan higiene umumnya buruk, tetapi juga di negara-negara maju. Oleh karena itu disiplin ilmu epidemiologi berupaya menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam  suatu penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah dan gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan maupun penanggulangannya.Hal inilah yang menarik perhatian dunia internasionalWorld Health Organization (WHO) mendefinisikan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan atau dikenal dengan istilah “foodborne disease outbreak” sebagai suatu kejadian dimana terdapat dua orang atau lebih yang menderita sakit setelah mengkonsumsi pangan yang secara epidemiologi terbukti sebagai sumber penularan. 
Kejadian Luar Biasa (KLB) di Indonesia mempunyai makna sosial dan politik tersendiri karena peristiwanya sering sangat mendadak, mengena banyak orang dan dapat menimbulkan kematian.
B.        Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang di bahas diatas  dapat di rumuskan suatu masalah yaitu “Apa yang menyebabkan terjadinya keracunan makanan pada para pegawai di PT Dong Young Tress Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan sehingga dijadikan sebagai kasus KLB ?
C.        Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan akibat keracunan makanan
2.      Untuk mengetahui masa inkubasi keracunan makanan
3.      Untuk dapat menentukan Attack Rate ( AR ) dan CFR dari suatu kasus KLB akibat keracunan makanan









2
 
 
BAB II
DASAR TEORI

A.        Pengertian Kejadian Luar Biasa (KLB)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1501/MENKES/PER/X/2010, Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Selain itu, Mentri Kesehatan RI (2010) membatasi pengertian wabah sebagai berikut: “Kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka”.Istilah wabah dan KLB memiliki persamaan, yaitu peningkatan kasus yang melebihi situasi yang lazim atau normal, namun wabah memiliki konotasi keadaan yang sudah kritis, gawat atau berbahaya, melibatkan populasi yang banyak pada wilayah yang lebih luas
B.         Pengertian Keracunan Makanan
Keracunan makanan adalah gastroenteritis akut yang disebabkan oleh konsumsi dari bahan makanan atau minuman yang mengandung mikroorganisme patogen atau racun mereka atau jenis zat kimia beracun. Insiden keracunan makanan adalah umum di antara hostel, hotel, menyusui komunal, dan selama musim festival. Kisah biasa adalah, tiba-tiba mengalami gejala serupa dalam kelompok orang dengan riwayat asupan terakhir dari makanan dari sumber yang sama.
3
 
Menurut Gaman dan Sherington (1996 : 255-256) yang mengatakan bahwa keracunan makanan adalah gejala yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan yang beracun atau terkontaminasi bakteri atau mikroorganisme. Gejala yang paling umum adalah sakit perut, pusing, muntah dan diare. Makanan yang dapat menyebabkan terjadinya gejala keracunan makanan, bisa juga nampak kurang membahayakan, misalnya warna, rasa dan bentuk fisik yang tampak normal dan tidak ada tanda-tanda kerusakan, tetapi ternyata mengandung bakteri atau mikroorganisme yang membahayakan.
C.        Penyebab Keracunan Makanan
Ditinjau dari penyebabnya, keracunan makanan disebabkan oleh tiga hal yaitu :
a.       Keracunan Makanan Secara Kimiawi
Keracunan makanan secara kimiawi disebabkan terdapatnya bahan kimia beracun dalam makanan. Keracunan tersebut dapat berasal dari bahan kimia pertanian, yang sengaja dipergunakan untuk kegiatan produksi. Penggunaan pembasmi rumput dan insektisida sangat penting untuk memperoleh hasil yang baik, tetapi beberapa dari senyawa ini dapat membahayakan jika digunakan tidak sesuai dengan aturan karena dapat bersifat toksis jika dikonsumsi dalam dosis yang tinggi.
 Sedangkan pada jumlah yang kecil biasanya tidak menimbulkan pengaruh bahaya di dalam tubuh. Bahan kimia pembasmi rumput dan insektisida harus diuji terlebih dahulu sebelum dipasarkan dan petani harus diberi instruksi yang rinci tentang cara-cara penggunaannya yang baik. Keracunan juga dapat disebabkan oleh bahan-bahan yang berasal dari logam tertentu (misalnya timah, merkuri, dan kadmium) di dalam tubuh. Kadar kadmium dan merkuri yang tinggi telah ditemukan pada ikan yang ditangkap dari perairan yang mengalami cemaran bahan buangan industri. Keracunan timah dapat timbul oleh air minum yang melewati pipa yang terbuat dari timah hitam.
b.      Keracunan Makanan Secara Biologis.
Keracunan makanan secara biologik karena memakan tumbuhan yang mengandung substansi yang terdapat secara alami dan bersifat membahayakan. Biasanya jarang menjadi penyebab keracunan makanan. Gangguan kesehatan yang dialami dapat terjadi karena penyiapan makanan yang kurang baik ataupun pemilihan makanan yang tidak tepat.


4
 
 
c.       Keracunan Makanan Karena Mikroorganisme
Pada dasarnya mikroorganisme dapat membantu kehidupan makhluk hidup yang lain, tetapi mikroorganisme juga dapat membahayakan karena beberapa dari jenis mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan sakit yang cukup serius pada makhluk hidup yang lain ( Gaman dan Sherrington, 2000 : 255 ).Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya keracunan makanan :
1.      Virus
a)      Norovirus
Adalah kelompok virus yang menyebabkan penyakit yang tidak terlalu berat (sering disebut dengan flu perut/flu usus). Gejala yang timbul adalah mual, muntah, diare, nyeri perut, sakit kepala & demam. Gejala-gejala tersebut biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 2-3 hari. Virus ini menjadi penyebab paling umum dalam kasus keracunan makanan pada orang dewasa & biasanya masuk kedalam tubuh melalui air, sayuran & kerang yang terkontaminasi oleh feses, dapat juga dari orang ke orang.
b)      Rotavirus
Dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan yang sedang hingga berat, biasanya ditandai dengan diare cair & demam. Merupakan penyebab umum keracunan makanan pada bayi & anak-anak, dan biasanya masuk kedalam tubuh dari orang ke orang melalui kontaminasi feses pada makanan ataupun saat berbagi tempat bermain.
c)      Hepatitis A
5
 
Virus hepatitis A dapat menyebabkan keracunan makanan yang ditandai dengan demam, hilangnya nafsu makan, nyeri perut & merasa lelah, yang kemudian diikuti dengan mata & kulit yang berwarna kuning (jaundice). Gejala tersebut biasanya berlangsung kurang dari 2 bulan, tetapi dapat kambuh & muncul lagi dalam jangka waktu hingga 6 bulan. Virus tersebut masuk kedalam tubuh dari orang ke orang melalui kontaminasi makanan oleh feses.
2.      Bakteri
Bakteri dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan melalui 2 cara. Beberapa bakteri dapat menginfeksi usus, yang menyebabkan terjadinya peradangan & kesulitan untuk menyerap nutrisi & air, sehingga timbul diare.
Bakteri jenis lain dapat menghasilkan senyawa kimia dalam makanan (sering disebut dengan toksin) yang berbahaya bagi sistem pencernaan manusia. Saat termakan, senyawa kimia tersebut dapat menimbulkan mual, muntah, kegagalan ginjal bahkan kematian.
a)      Salmonella
Salmonella adalah bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan dengan gejala mual, muntah, diare berat & sakit kepala serta nyeri persendian (beberapa minggu kemudian). Pada orang dengan kekebalan tubuh yang bermasalah (seperti pada penderita gagal ginjal, penderita HIV/AIDS atau mereka yang menjalani kemoterapi), salmonella dapat menyebabkan penyakit yang membahayakan jiwa. Bakteri tersebut biasanya masuk kedalam tubuh melalui makanan yang tidak dimasak hingga matang (seperti pada telur, unggas, makanan laut ataupun produk susu).
6
 
Salmonellosis mengacu pada sejumlah penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonella. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini adalah demam tifoid. Bentuk umum salmonellosis adalah gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri salmonella gastro. Bakteri ini dapat menyebar dari orang ke orang dan dari hewan ke orang. Makanan yang biasanya mengandung salmonella adalah daging, daging unggas, susu dan telur. Salmonella sering ditularkan melalui kontak dengan kotoran atau pakan ternak atau melalui makanan yang terkontaminasi kotoran hewan. Buah dan sayuran yang tidak dicuci dengan bersih juga dapat menyebarkan bakteri ini.’Gejala gastroenteritis yang disebabkan oleh salmonella termasuk mual, kram perut dan diare. Pada kasus yang parah, ada lendir dan darah pada tinja. Gejala awal biasanya muncul 12 sampai 24 jam setelah menelan makanan yang terkontaminasi. Keracunan ini biasanya tidak serius dan berlangsung selama dua sampai lima hari. Namun, salmonellosis bisa berakibat fatal pada bayi, lansia dan pasien yang sakit parah. Pada kasus yang sangat jarang, salmonella bisa menembus aliran darah sehingga menyebabkan artritis, penyakit jantung, infeksi tulang dan masalah perut jangka panjang.
Perawatan infeksi yang disebabkan oleh salmonella melibatkan banyak minum untuk mengganti cairan yang hilang karena diare. Jika korban kehilangan terlalu banyak cairan, dia harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan infus. Antibiotik dan obat anti-diare mungkin diberikan untuk mengontrol gejala yang parah.
2)      Campylobacter
Dapat menyebabkan gangguan kesehatan dengan gejala demam, diare cair, sakit kepala & sakit pada otot. Campylobacter merupakan bakteri penyebab keracunan makanan yang paling sering ditemui di dunia. Biasanya masuk kedalam tubuh melalui konsumsi unggas mentah, susu mentah ataupun air yang terkontaminasi oleh kotoran hewan.
3)      Escherichia coli (E coli)
7
 
Dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang ditandai dengan diare cair dalam jumlah banyak & dapat menjadi diare yang bercampur dengan darah. Terdapat berbagai tipe dari bakteri jenis ini. Yang terberat dapat menyebabkan terjadinya kegagalan ginjal & kematian (sekitar 3-5 % dari seluruh kasus). Bakteri tersebut masuk kedalam tubuh melalui makan daging yang kurang matang, susu yang tidak dipasteurisasi atau air minum yang terkontaminasi.Kebanyakan strain Escherichia coli (E. coli) adalah bakteri bermanfaat yang hidup dalam sistem pencernaan. Mereka tidak menyebabkan penyakit. Namun beberapa strain E. coli dapat menyebabkan efek keracunan pada tubuh. Salah satu strain yang paling ditakuti adalah E. coli 0157 yang menghasilkan racun yang disebut toksin Shiga. Racun ini merusak sel-sel dinding usus sehingga menimbulkan perdarahan. Toksin E. coli 0157 juga memecah sel darah merah, menyebabkan anemia dan menurunkan jumlah trombosit. Pada 10% kasus, keracunan E. coli berlanjut sehingga menyebabkan kerusakan ginjal dan organ penting lainnya. Risiko kematian terutama tinggi pada anak-anak dan lansia.
E. coli 0157 memiliki masa inkubasi antara 1-3 hari. Waktu tersebut dibutuhkan bakteri untuk melakukan perjalanan ke usus besar dan berkembang biak di sana ke tingkat yang menyebabkan masalah. Karena bakteri terutama memengaruhi usus besar, gejala utama adalah sakit perut dan diare. E. coli 0157 jarang menyebabkan muntah, meskipun penderita merasakan sakit perut dan diare hebat sehingga ada bintik-bintik darah segar di tinjanya. Berbeda dengan jenis keracunan makanan lainnya, E. coli 0157 sangat gigih dan membutuhkan waktu seminggu atau lebih sebelum diare mereda.
8
 
Keracunan E. coli timbul karena mengkonsumsi daging, khususnya daging sapi cincang. Jika daging tidak matang sepenuhnya, bakteri dapat bertahan hidup dan berkembang biak di dalam tubuh kita bila dikonsumsi. Hanya perlu 10 bakteri hidup dalam burger atau sosis untuk dapat menyebabkan keracunan makanan E. coli. Bakteri ini juga dapat menyebar melalui makanan atau air yang tercemar kotoran hewan.
E. coli tidak terpengaruh oleh obat antibiotik. Perawatan keracunan E. coli hanya bersifat suportif dengan banyak mengganti cairan yang hilang. Orang yang mengalami masalah ginjal akibat komplikasi mungkin perlu perawatan dialisis.Salah satu wabah terbesar E.coli 0157, terjadi di Wishaw di Skotlandia pada tahun 1996 yang disebabkan oleh daging yang terkontaminasi. Sekitar 200 orang jatuh sakit, dua puluh di antaranya meninggal dunia.
4)      Shigella (traveler's diarrhea)
Dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang ditandai dengan demam, diare yang bercampur lendir atau darah atau keduanya. Biasanya masuk kedalam tubuh melalui air yang telah terkontaminasi dengan kotoran manusia.
5)      Listeria monocytogenes
Listeriosis adalah gangguan kesehatan yang ditandai dengan mual & muntah. Pada beberapa orang yang terinfeksi dapat berkembang menjadi meningitis dari bakteri ini. Biasanya masuk kedalam tubuh melalui makanan yang tidak dimasak, seperti daging, sayuran, keju lembut & susu yang tidak dipasteurisasi. Wanita hamil & bayi yang baru lahir mempunyai resiko yang lebih besar untuk menderita infeksi yang serius.
6)      Clostridium botulinum (botulism)
9
 
Bakteri Clostridium botulinum menghasilkan racun yang mencegah transmisi impuls saraf ke otot . Mual, muntah dan kram perut adalah gejala umum yang ditimbulkannya. Efek dimulai pada syaraf di kepala sehingga menyebabkan penglihatan kabur/ganda dan kesulitan menelan, kemudian menyebar ke punggung sehingga menyebabkan kelumpuhan otot lengan, otot pernapasan, dan mungkin juga otot kaki. Gejala ini biasanya muncul 4-36 jam setelah menelan toksin, tetapi bisa memakan waktu hingga delapan hari.Makanan kaleng adalah sumber utama botulisme (keracunan botulinum). Selain itu, botulisme juga dapat bersumber dari makanan bayi, yang dapat berakibat fatal bagi kelompok usia ini. Cara terbaik untuk mencegah botulisme adalah mengikuti petunjuk yang benar dalam menyiapkan dan menyajikan makanan di rumah. Makanan yang terkontaminasi sering memiliki bau busuk, meskipun tidak selalu demikian.
7)      Vibrio cholera
Dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang ditandai dengan kram perut, mual, muntah & demam menggigil. Biasanya masuk kedalam tubuh melalui daging atau makanan laut yang tidak dimasak dengan sempurna (mentah).
8)      Vibrio parahaemolyticus
Dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang ditandai dengan kram perut, mual, muntah & demam. Biasanya masuk kedalam tubuh melalui memakan makanan laut yang mentah atau kurang matang, terutama tiram.
d.      Keracuanan Bahan Lain
1.      Keracunan ciguatera
10
 
Disebabkan karena mengkonsumsi ikan yang mengandung toksin yang berasal dari ganggang di laut dalam. Dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang ditandai dengan mati rasa di daerah sekitar mulut , yang dapat menyebar ke tangan & kaki, mual, muntah, sakit pada otot & kelemahan, sakit kepala, pusing & denyut jantung yang tidak beraturan. Toksin tersebut juga dapat menimbulkan gangguan pada indera perasa, dimana rasa panas akan terasa dingin & sebaliknya. Biasanya ikan yang mengandung toksin tersebut berasal dari perairan tropis.
b.      Pestisida
Dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang ditandai dengan pandangan kabur, kelemahan, sakit kepala, kram, diare, peningkatan produksi lendir & tangan serta kaki yang gemetar. Toksin masuk ketubuh melalui mengkonsumsi sayur & buah yang terkontaminasi pestisida tanpa dicuci terlebih dahulu.
D.        Tanda-Tanda Keracunan Makanan
Pada sebagian besar kasus keracunan makanan, gejala yang timbul hampir mirip dengan flu perut/flu usus. Gejala tersebut dapat berlangsung mulai dari hitungan jam hingga hari, berikut gejala terjadinya keracunan makanan yaitu seperti mengalami kram perut, mual, muntah,  diare, kadang bercampur dengan darah,  demam dan dehidrasi. Biasanya kasus keracunan makanan tidak terlalu berat & dapat sembuh dalam waktu 24-48 jam. Tetapi dapat juga terjadi kasus keracunan makanan hingga menyebabkan kematian.
E.         Penanganan Keracunan Makanan
Penanganan utama untuk kejadian keracunan makanan adalah dengan cara mengganti cairan tubuh yang keluar (karena muntah atau diare) baik dengan minuman ataupun cairan infus. Bila perlu, penderita dapat dirawat di rumah sakit. Hal ini tergantung dari beratnya dehidrasi yang dialami, respon terhadap terapi & kemampuan untuk meminum cairan tanpa muntah.
1.      Pemberian obat anti muntah & diare.
2.      Bila terjadi demam dapat juga diberikan obat penurun panas.
11
 
3.      Antibiotika jarang diberikan untuk kasus keracunan makanan. Karena pada beberapa kasus, pemberian antibiotika dapat memperburuk keadaan. Hanya pada kasus tertentu yang spesifik, antibiotika diberikan untuk memperpendek waktu penyembuhan.
4.      Bila mengalami keracunan makanan karena jamur atau bahan kimia tertentu (pestisida). Penanganan yang lebih cepat harus segera diberikan, termasuk diantaranya pemberian cairan infus, tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa ataupun pemberian penangkal racunnya seperti misalnya karbon aktif. Karena kasus keracunan tersebut sangat serius, sebaiknya penderita langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
5.      Konsumsi Norit.
Konsumsi norit merupakan cara efektif sebagai salah satu penyerap apapun dalam perut karena bersifat arang aktif. Konsumsi norit hanya efektif untuk keracunan makanan yang terjadi didalam usus atau lambung saja, namun tidak efektif pada racun yang sudah terlanjur menyebar pada aliran darah. Selain itu norit juga menyerap sari-sari makanan yang diperlukan tubuh, yang tentu saja merugikan.
6.      Konsumsi air kelapa hijau.
Konsumsi air kelapa hijau dimaksudkan untuk mengganti cairan dan elektrolit yang keluar bersama muntah dan diare.
7.      Minum susu.
Susu bersifat mengikat racun dalam tubuh agar tidak beredar lebih jauh, selain itu susu bisa memicu muntah agar dapat mengeluarkan racun dalam makanan lebih banyak. Namun perlu diketahui bahwa susu tidak dianjurkan bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa ataupun alergi laktosa.
8.      Tidak memberikan makanan padat kepada penderita.
12
 
Sebaiknya tidak memberikan makanan padat kepada penderita, terutama jika penderita masih mual/muntah. Akan lebih baik jika penderita diberikan cairan sedikit demi sedikit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat muntah/diare. Makanan boleh diberikan kepada penderita jika penderita berhenti mual/muntah. Makanan yang diberikan hendaknya yang bersifat lunak dan dalam porsi kecil agar mudah dicerna, misalnya bubur.
F.         Pencegahan Keracunan Makanan
1.      Masaklah daging, unggas & telur hingga masak seluruhnya. Dengan memastikan kematangan masakan dapat meyakinkan bahwa bakteri yang mungkin terdapat pada bahan masakan tersebut telah mati seluruhnya.
2.      Pisahkan wadah antara bahan makanan yang masih mentah dengan yang sudah matang. Hindari kemungkinan kontaminasi bakteri dari bahan mentah dengan selalu mencuci tangan, pisau & peralatan yang sebelumnya digunakan untuk memproses daging mentah. Sebelum digunakan pada makanan yang sudah matang.
3.      Dinginkan. Simpan  makanan yang masih tersisa pada lemari es segera. Bakteri dapat tumbuh dengan cepat pada suhu ruangan, jadi sebaiknya simpan makanan yang tersisa bila tidak dikonsumsi dalam waktu 4 jam kedepan.
4.      Bersihkan. Cuci buah segar & sayuran di bawah air yang mengalir untuk menghilangkan tanah & kotoran yang mungkin ada.
5.      Bila terjadi kasus keracunan makanan, laporkan secepatnya pada petugas kesehatan terdekat. Untuk dapat menghindari terjadinya kejadian yang lebih parah lagi.
6.      Khusus bila hendak membeli makanan diluar rumah, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut ini :
a.       Bila makan diluar, perhatikan kebersihan makanannya.
b.      Jangan memakan makanan yang sudah berbau asam/basi.
c.       Jangan memakan makanan yang tampak sudah ditumbuhi oleh jamur.
d.      Bila minum es, perhatikan es batu yang digunakan karena es balok biasanya dibuat dengan air mentah untuk tujuan pengawetan ikan & bukan diperuntukkan untuk di konsumsi.




13
 
 
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Lokasi
Keracunan massal terjadi di PT Dong Young Tress yang berada di Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan Bantul.
B.     Waktu
Waktu  kejadian Kasus KLB keracunan makanan pada para pegawai di PT Dong Young Tress yaitu tanggal 4 Februari 2015 pukul 20.00 WIB sampai 5 Februari 2015 pukul 09.00 WIB.
C.    Metode Pengamatan
1.      Pengumpulan data
a.       Melalui Internet
b.      Mencari bahan materi tentang Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) yang terjadi pada periode 2 tahun terakhrir (2014-2015).
2.      Pengolahan data
3.      Analisa data
4.      Penarikan kesimpulan












14
 
 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
1.      Kasus
Kamis,  5 Februari 2015  −  11:18 WIB
BANTUL - Korban keracunan massal di PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, terus bertambah. Setelah dikabarkan 11 orang mengalami keracunan, pagi ini, keracunan bahkan melanda ratusan orang.
Ratusan orang itu langsung dilarikan ke rumah sakit, dan Puskesmas Piyungan, untuk mendapatkan perawatan intensif. Menurut salah seorang pegawai Lia Safitri, rasa pusing dan mual sudah dirasakannya sejak akan berangkat kerja.
15
 
"Saya itu mual-mual, tahu-tahu sudah sampai Puskesmas Piyungan," katanya, saat tengah menjalani pemeriksaan di Puskesmas Piyungan, Kamis (5/2/2015). Sama seperti teman-temannya yang mengalami keracunan, pada Rabu 4 Februari 2015, dia bekerja lembur. Sebelum lembur, mereka dapatkan jatah rangsum makan, berupa nasi opor ayam, dan telur ceplok, serta sayur kacang panjang dan nangka.
"Seperti biasa, saya makan dan tidak terjadi apa-apa. Tetapi sejumlah teman-teman mengalami muntah-muntah. Karena tidak apa-apa, saya langsung pulang," terangnya.  Senada diungkapkan Tri Muryani, karyawan lain. Dia mengaku merasakan hal yang aneh dengan rangsum yang dibagikan oleh perusahaan. Karena rangsum tersebut rasanya sudah sangat asam, dan tidak enak untuk dimakan.Dia lantas urung menyantapnya dan terus bekerja. "Kalau dimakan, yang ada pingsan dan muntah. Tapi ada juga yang tidak apa-apa. Di pabrik, pagi ini tiba-tiba banyak yang pingsan," tuturnya.Sementara itu, Kepala Puskesmas Piyungan I Erni Rohmawati mengungkapkan, pagi ini sudah ada delapan orang karyawan PT Dong Young Tress yang masuk ke Puskesmas dalam keadaan lemas. "Mereka masuk dengan keluhan pusing, mual, dan muntah. Selanjutnya korban terus bertambah, dan sampai pukul 09.00 WIB, jumlahnya sudah 33 orang. Di rumah sakit lain juga ada yang dirawat," ungkapnya. Berdasarkan data yang diperolehnya, di Rumah Sakit RC ada 30 orang, Permata Husada ada 20 orang setelah sebelumnya ada delapan orang dirawat, dan di Klinik Kartika Husada empat karyawan. "Untuk sementara, mereka ditangani di masing-masing puskesmas dan rumah sakit. Untuk yang sudah baikan, diperkenankan pulang," pungkasnya.

2.      Jumlah Korban yang Terlibat dalam Keracunan Makanan
Kepala Puskesmas Piyungan I Erni Rohmawati mengungkapkan, pagi ini sudah ada 8 orang karyawan PT Dong Young Tress yang masuk ke Puskesmas dalam keadaan lemas. Selanjutnya korban terus bertambah, dan sampai pukul 09.00 WIB, jumlahnya sudah 33 orang. Berdasarkan data yang diperolehnya, di Rumah Sakit RC ada 30 orang, Permata Husada ada 20 orang dan di Klinik Kartika Husada  4  karyawan (jumlah penderita 87 orang)
3.      Masa Inkubasi Dan Gejalah Yang Ditimbulkan
16
 
Pada Kamis,  5 Februari 2015  menurut salah seorang pegawai Lia Safitri, rasa pusing dan mual sudah dirasakannya sejak akan berangkat kerja (07.00 WIB). Sama seperti teman-temannya yang mengalami keracunan, pada Rabu 4 Februari 2015. Sebelum lembur, mereka dapatkan jatah rangsum makan (19.30 WIB). Setelah memakan rangsum tersebut seperti biasa, tidak terjadi apa-apa pada Lia. Tetapi sejumlah teman-teman mengalami muntah-muntah (30 menit kemudian setelah memakan rangsum) . Karena tidak apa-apa, Lia langsung pulang. Senada diungkapkan Tri Muryani, karyawan lain. Dia mengaku merasakan hal yang aneh dengan rangsum yang dibagikan oleh perusahaan. Karena rangsum tersebut rasanya sudah sangat asam, dan tidak enak untuk dimakan. Di pagi hari (5 februari 2015) tiba-tiba banyak yang pingsan,"  serta keluhan lain yang dialami beberapa korban lainnya ialah pusing, mual, dan muntah. Para koraban di bawah ke puskesmas dan rumah sakit dan jumlah korban terus bertambah hingga pukul 09 .00 WIB (Dari data yang ada bahwa pegawai mulai mengkonsumsi makanan pukul 19.30 WIB gejala yang muncul pukul 20.00 WIB s/d 09.00 WIB sehingga masa inkubasinya sekitar 13 jam)
Tabel 1
Masa Inkubasi Kasus KLB Keracunan Makanan Pegawai PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan 5 Februari 2015
No
Masa inkubasi
Penderita
Persentase %
1
30 menit  (20.00 WIB)
5
5,7 %
2
11 jam (07.00 WIB)
9
10,3 %
3
12 jam (08.00 WIB)
13
15 %
4
13 jam (09.00 WIB)
60
 69 %
Jumlah
87
100 %
Waktu terpapar tanggal 4 Februari 2015 - 5 Februari 2015 mulai jam 20.00 s/d 09.00 WIB

Grafik  Masa Inkubasi Keracunan Makanan  Pegawai PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan 5 Februari 2015
17
 

Tabel 2
Gejala Keracunan Makanan  Pegawai PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan 5 Februari 2015
No
Gejala
Penderita
Persentase (%)
1
Mual
28 orang
32,2%
2
Muntah
30 orang
34,5%
3
Pusing
29 orang
33,3%
Total
87 orang
100 %
Perhitungan persentase jumlah penderita berdasarkan gejala penyakit tertentu :
Rumus umum :
1.      Gejala mual
% gejala mual         = x 100 = 32,2 %
2.      Gejala muntah
%  gejala muntah    =   = 34,5 %
3.      Gejala pusing
% gejala pusing       =  x 100  =  33,3 %
Grafik   Gejala Keracunan Makanan  Pegawai PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan 5 Februari 2015
18
 

4.      Jenis-jenis Makanan yang Dikonsumsi Hubungannya Dengan Angka Kesakitan
Korban keracunan massal di PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, terus bertambah. Setelah dikabarkan 11 orang mengalami keracunan, pagi ini, keracunan bahkan melanda ratusan orang (150 orang) .Sebelum lembur, para pegawai  PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan dapatkan jatah rangsum makan (4 Februari 2015), berupa nasi opor ayam, dan telur ceplok, serta sayur kacang panjang dan nangka.
Makanan-makanan ini terkena racun biasanya saat penyimpanan (sebelum makanan dimasak), saat proses pembuatan dan penyimpanan setelah makanan siap saji. Biasanya antara 3-24 jam setelah mengkonsumsi makanan yang terkena racun, akan membawa dampak seperti muntah, mual, dan pusing. Berdasarkan data tersebut, dapat pula dideskripsikan hubungan antara menu makanan yang dikonsumsi dengan jumlah kasus keracunan makanan yaitu sebagai berikut:
Tabel 3
Hubungan Antara Menu Makanan Yang Dikonsumsi Dengan Jumlah Kasus Keracunan Makanan Pada Pegawai PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan 5 Februari 2015
NO
Jenis Makanan
Makan Makanan Tertentu
Tidak Makan Makanan Tertentu
Selisih % AR
Sakit
# sakit
Total
% sakit
sakit
# sakit
total
% sakit
1
Nasi putih
23
64
87
26,4%
12
51
63
19 %
7,4%
2
Opor ayam
19
68
87
21,8%
14
49
63
22,3%
-0,5%
3
Telur ceplok
15
72
87
17,3%
16
47
63
25,4%
-8,1%
4
Sayur kacang panjang
13
74
87
14,9%
12
51
63
19
 
19 %
-4,1%
5
Sayur nangka
17
70
87
19,6%
9
54
63
14,3%
5,3%
Jumlah
87


100%
63


100 %

a.      Menghitung Attack Rate  (AR)
Perhitungan AR ( Attack Rate) berdasarkan jenis makanan tertentu yang dikonsumsinya:
  %
*      Perhitungan AR  yang makan makanan tertentu
% AR Nasi putih                        =
%  AR opor ayam                       =  
% AR  telur ceplok                    =  
%  AR sayur kacang panjang     =  
%  AR sayur nagka                     =  
*      Perhitungan  AR yang tidak makan makanan tertentu
% AR Nasi putih                       =
%  AR opor ayam                      =  
% AR telur ceplok                     =  
% AR sayur kacang panjang      =  
% AR sayur nagka                     =  



20
 
 
*      % selisih
% AR nasi                        = 26,4% -19 %            = 7,4 %
% AR opor ayam             = 21,8 % - 22,3 %       = - 0,5 %
% AR telur ceplok           = 17,3 % -  25,4 %      = - 8,1 %
% AR sayur  K.  Panjang = 14,9 % - 19 %          = - 4,1 %
% AR sayur nangka         = 19,6 % - 14,3 %       = 5,3 %

Grafik Hubungan Antara Menu Makanan Yang Dikonsumsi Dengan Jumlah Kasus Keracunan Makanan Pada Pegawai PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan 5 Februari 2015
b.      Menghitung Case Fatality Rate ( CFR )
21
 
Jumlah orang yang meninggal dari kasus KLB Keracunan Makanan Pada Pegawai PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan 5 Februari 2015 tidak ada, jadi angka kematian untuk kasus keracunan makanan yaitu CFR 0 %
B.     Pembahasan
22
 
Berdasarkan dari kasus KLB keracunan makanan yang terjadi di Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan khususnya para pegawai  PT Dong Young Tress. Dari kasus tersebut didapatkan korban sebanyak 87 orang. Para korban mendapatkan jatah makanan untuk mereka lembur. Makanan yang mereka konsumsi berupa nasi putih  , opor ayam , telur ceplok , sayur kacang panjang dan sayur nangka. Setelah mereka makan makanan tersebut para pegawai tersebut mengalami gejala mual , muntah dan pusing. Setelah diintrogasi ternyata menurut salah seorang pegawai di perusahaan tersebut bahwa setelah dia mencicipi makanan tersebut rasa dari makanan tersebut sudah terasa asam.  Dari data yang telah didapat bahwa sebanyak 28 orang yang mengalami mual dengan persentasi 32,2 %, 30 orang mengalami muntah dengan persentase 34,5 % dan 29 orang yang mengalami pusing dengan persentase 33,3 %.  Setelah dilakukan perhitungan tentang gejala yang dialami para pegawai setelah mengkomsumsi rangsum yang diberikan  ternyata gejala yang paling tinggi adalah pegawai yang mengalami muntah yaitu sebanyak 30 orang ( 34,5%). Dilihat dari masa inkubasi yaitu usai  memakan rangsum yang diberikan sampai para pegawai tersebut mengalami gejala berlangsung selama 13 jam. Dari masa inkubasi yaitu dari 30 menit setelah selesai makan di dapatkan pegawai sebanyak 5 orang (5,7 %), 11 jam setelah selesai makan didapatkan pegawai sebanyak 9 orang ( 10,3 %), 12 jam setelah selesai makan didapatkan pegawai sebanyak 13 orang ( 15%) dan 13 jam setelah selesai makan di dapatkan pegawai sebanyak 60 orang ( 69%).  Dari data pegawai yang mengalami gejala sesuai dengan masa inkubasi yang paling tinggi  yaitu selama 13 jam terpapar oleh makanan tersebut (60 orang penderita dengan persentase 69%). Setelah melakukan perhitungan tentang AR untuk KLB keracunan makanan, kami dapat menganalisa bahwa selisih % attack rate paling tinggi terdapat pada nasi putih dan sayur nangka dengan persentase 7,4 % dan 5,3%. Hal tersebut terjadi sebab, mungkin saja nasi dan sayur nangka tersebut sudah mengandung racun seperti yang sudah dijelaskan oleh salah satu pegawai yang memakan rangsum tersebut bahwa dia telah merasakan rasa asam pada rangsum yang dia komsumsi. Begitupula dengan jenis makanan lainnya seperti telur  dan opor ayam yang merupakan makanan yang biasanya mengandung salmonella sebab bahan baku dari opor ayam tersebut adalah daging ayam. Dapat dijelaskan bahwa bakteri yang ada pada makanan tersebut yaitu bakteri Bacillus Sereus. Keracunan akan timbul jika seseorang menelan makanan atau minuman yang mengandung bakteri atau bentuk sporanya, kemudian bakteri bereproduksi dan menghasilkan toksin di dalam usus, atau seseorang mengkonsumsi pangan yang telah mengandung toksin tersebut. Ada dua tipe toksin yang dihasilkan oleh Bacillus cereus, yaitu toksin yang menyebabkan diare (disebabkan oleh protein dengan berat molekul besar) dan toksin yang menyebabkan muntah atau emesis (disebabkan oleh peptida tahan panas dengan berat molekul rendah). Bila seseorang mengalami keracunan yang disebabkan oleh toksin penyebab muntah, gejala yang timbul akan bersifat lebih parah dan akut serta berhubungan dengan saluran pencernaan bagian atas, berupa mual dan muntah yang dimulai 1 – 6 jam setelah mengkonsumsi pangan yang terkontaminasi oleh Bacillus cereus. Umumnya gejala terjadi selama kurang dari 24 jam. Kasusnya mirip dengan keracunan makanan yang disebabkan oleh Salmonella dalam hal gejala dan waktu inkubasinya. Salmonella adalah bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan dengan gejala mual,muntah dan pusing. Pada orang dengan kekebalan tubuh yang bermasalah (seperti pada penderita gagal ginjal, penderita HIV/AIDS atau mereka yang menjalani kemoterapi), salmonella dapat menyebabkan penyakit yang membahayakan jiwa. Bakteri tersebut biasanya masuk kedalam tubuh melalui makanan yang tidak dimasak hingga matang (seperti pada telur, unggas, makanan laut ataupun produk susu).Salmonellosis mengacu pada sejumlah penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonella. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini adalah demam tifoid. Bentuk umum salmonellosis adalah gastroenteritis yang disebabkan oleh
23
 
bakteri salmonella gastro. Bakteri ini dapat menyebar dari orang ke orang
24
 
dan dari hewan ke orang. Makanan yang biasanya mengandung salmonella adalah daging, daging unggas, susu dan telur. Salmonella sering ditularkan melalui kontak dengan kotoran atau pakan ternak atau melalui makanan yang terkontaminasi kotoran hewan.’Gejala gastroenteritis yang disebabkan oleh salmonella termasuk mual, kram perut dan diare. Namun pada kasus KLB keracunan makanan pada para pegawai PT Dong Young Tress tidak terjadi gejala diare. Gejala awal biasanya muncul 12 sampai 24 jam setelah menelan makanan yang terkontaminasi. Keracunan ini biasanya tidak serius dan berlangsung selama dua sampai lima hari. Namun, salmonellosis bisa berakibat fatal pada bayi, lansia dan pasien yang sakit parah. Pada kasus yang sangat jarang, salmonella bisa menembus aliran darah sehingga menyebabkan artritis, penyakit jantung, infeksi tulang dan masalah perut jangka panjang.Perawatan infeksi yang disebabkan oleh salmonella melibatkan banyak minum untuk mengganti cairan yang hilang. Jika korban kehilangan terlalu banyak cairan, dia harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan infus. Namun berdasarkan Case Fatality Rate ( CFR ) di dapatkan hasil bahwa Jumlah orang yang meninggal dari kasus KLB Keracunan Makanan Pada Pegawai PT Dong Young Tress tidak ada, jadi angka kematian untuk kasus keracunan makanan yaitu CFR 0 %, sebab ketahanan tubuh para penderita yang mengalami gejala mual , muntah dan pusing  masih kuat serta para korban langsung di bawah ke Rumah Sakit untuk melakukan pemeriksaan dan perawatan intensif , sehingga pada kasus keracunan makanan tersebut tidak menyebabkan korban jiwa. Makanan yang terkontaminasi dapat disebabkan banyak faktor mungkin karena pada saat pengolahan  makanan tersebut yaitu disimpan di suhu yang mungkin tidak sesuai dengan suhu untuk makanan itu sendiri, dimanan penyimpanan makanan yang tidak higiene, bisa terjadi karena higiene personal penjamah makanan yang tidak sesuai dengan standar.  Selain itu, juga mungkin disebabkan oleh alat yang digunakan tidak bersih dan juga mungkin disebabkan oleh penjamah yang hygiene personalnya tidak baik. Untuk pengendaliannya dapat dilakukan dari segi personal hygiene yang ditingkatkan, penyimpanan makanan yang tertutup agar tidak terkontaminasi, suhu yang disesuaikan dengan suhu optimum untuk makanan, tempat penyimpanan yang bersih, serta alat dan peralatan yang digunakan harus bersih.  Dalam hal ini harus sesuai dengan 6 prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman.





















25
 
 
BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pada kasus KLB keracunan makanan yang terjadi di PT Dong Young Tress yang berada di Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan Bantul dapat di simpulkan bahwa:
1.      Gejala yang dialami oleh para pegawai PT Dong Young Tress yang berada di Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan Bantul setelah makan rangsum (nasi putih , opor ayam , telur ceplok , sayur kacang panjang dan sayur nangka)  yaitu mual (32,2%), muntah (34,5 %), dan pusing (33,3%).
2.      Masa  inkubasi keracunan makanan tersebut berlangsung selam 13 jam yaitu mulai pukul 20.00 WIB s/d 09.00 WIB
3.      Perhitungan  Attack Rate (AR) pada makanan yang dikomsumsi oleh pegawai PT Dong Young Tress, Dusun Nganyang, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan dengan selisih persentase AR paling tinggi adalah nasi putih dan sayur nangka yaitu 7,4 % dan 5,4 %.. Serta dari data yang diperoeh bahwa jumlah orang yang meninggal dari kasus KLB Keracunan Makanan Pada Pegawai PT Dong Young Tress tidak ada, jadi angka kematian untuk kasus keracunan makanan yaitu CFR 0 %
B.     Saran
Mengingat keracunan makanan sering menimpa kita maka sebaiknya penjamah makanan sebelum mengolah makanan memperhatikan personal hiegenenya karena jika penjamahnya sudah membawa penyakit maka kemungkinan besar makanan yang akan diolah akan terkontaminasi. Selain itu, perhatikan juga kebersihan tempat pengolahan makanan, bahan makanan yang dianggap food poisoning, alat-alat yang digunakan untuk mengolah makanan.



26
 
 
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Keracunan Makanan.
www.alodokter.com/keracunan-makanan diakses pada tanggal 30 Mei 2016
Erfanto Linangkung .2015 . Korban Keracunan PT Dong Young Tress
Purnama, Destur. 2012. Pengertian Kejadian Luar Biasa (KLB).



1 komentar:

  1. Titsanium-Arts | Titanium-Arts.com
    At the end of this year, we are excited titanium nose hoop to announce that Titsanium-Arts titanium ring is launching its second video titanium vs ceramic flat iron game compilation. Titsanium-Arts.com polished titanium is ford edge titanium

    BalasHapus